Jakarta – Kalimat "Bismillahirrahmanirrahim" – Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang – jauh lebih dari sekadar pembuka aktivitas bagi umat Muslim. Lebih dari sekadar formula pembuka membaca Al-Qur’an atau memulai pekerjaan sehari-hari, basmalah merupakan manifestasi tauhid, sebuah pengakuan akan keesaan dan keagungan Allah SWT, sekaligus permohonan perlindungan dan keberkahan atas segala usaha dan niat. Penggunaan basmalah yang meluas dalam kehidupan sehari-hari umat Islam menunjukkan penghayatan mendalam akan ketergantungan total kepada Sang Khalik dalam setiap aspek kehidupan. Artikel ini akan mengupas tuntas makna, asal-usul, dan keutamaan membaca basmalah, menguak hikmah di balik praktik yang telah diwariskan turun-temurun ini.
Makna Mendalam di Balik Huruf dan Kata
Secara harfiah, "Bismillah" berarti "dengan nama Allah". Namun, makna di balik kalimat ini jauh lebih kaya dan kompleks. Para ulama telah menafsirkan setiap huruf dan kata dalam basmalah, mengungkapkan kedalaman spiritual dan filosofisnya. Ali Al-Sabuni, sebagaimana dikutip H. Jarman Arroisita dalam "Antologi Pemikiran dan Peradaban", menyatakan bahwa basmalah berasal dari nama-nama dan sifat Allah yang mulia, mencerminkan "tauhid al-asma wa al-sifat" – pengakuan akan nama dan sifat-sifat Allah SWT.
Ibn Katsir, seorang ulama tafsir terkemuka, memberikan penafsiran yang lebih rinci. Huruf "Ba" (ب) diartikan sebagai Allah SWT, "Sin" (س) sebagai "tsana’" (pujian), dan "Mim" (م) melambangkan malaikat dan kekuasaan Allah. "Ar-Rahman" (الرحمن) menunjukkan rahmat Allah yang meliputi dunia dan akhirat, sementara "Ar-Rahim" (الرحيم) mengarah pada kasih sayang-Nya yang khusus untuk akhirat.
Tafsir yang lebih puitis dan mistis disampaikan melalui riwayat Ibnu Murduwiyah dari Abu Sa’id. Riwayat ini menceritakan bagaimana Nabi Isa AS, ketika belajar menulis, ditanya gurunya untuk menulis sesuatu. Guru tersebut meminta Nabi Isa untuk menulis "Bismillah". Ketika Nabi Isa bertanya tentang makna "Bismillah", gurunya mengaku tidak mengetahuinya. Nabi Isa kemudian menafsirkan sendiri: "Ba"-nya adalah "baha’ullah" (keelokan Allah), "Sin"-nya "sana’uhu" (keagungan-Nya), "Mim"-nya "mamlakatuhu" (kekuasaan-Nya). Lebih lanjut, Nabi Isa menjelaskan, "Allah ilahul alihah" (Tuhan para tuhan), "Ar-Rahman rahmanud dunya" (pengasih dunia), dan "Ar-Rahim rahimul akhirah" (pengasih akhirat).
Dari berbagai penafsiran ini, tergambar betapa basmalah bukan sekadar kalimat biasa, melainkan pengakuan akan kebesaran, kekuasaan, dan rahmat Allah yang meliputi segala aspek kehidupan. Membaca basmalah berarti memulai segala sesuatu dengan kesadaran penuh akan kehadiran dan pertolongan Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan, karena Dialah Tuhan yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan satu-satunya yang berhak disembah (tauhid uluhiyah).
Basmalah: Perisai dari Niat Jahat dan Jalan Menuju Berkah
Memulai pekerjaan dengan basmalah bukan hanya tradisi, tetapi juga strategi spiritual. Dengan menyebut nama Allah, kita menyerahkan semua usaha kita kepada-Nya, memohon ridho dan berkah-Nya. Jika sebuah pekerjaan dimulai tanpa basmalah, risiko kegagalan, kehilangan berkah, bahkan menjadi sia-sia menjadi lebih besar. Sebaliknya, memulai dengan basmalah akan melindungi kita dari pengaruh negatif, termasuk bisikan syaitan. Syaitan diyakini akan menjauhi aktivitas yang diawali dengan nama Allah.
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk memulai segala sesuatu yang baik dengan membaca basmalah. Hadits yang diriwayatkan menyatakan: "Setiap perkara yang mengandung kebaikan yang tidak dimulai di dalamnya dengan kalimat bismillahirrahmanirrahim, maka kebaikannya terputus." (Hadits ini perlu ditelusuri sumbernya untuk verifikasi). Pernyataan ini menekankan pentingnya basmalah sebagai kunci untuk mendapatkan berkah dan menghindari kegagalan dalam segala usaha yang berorientasi pada kebaikan.
Abdul Aziz dalam bukunya "Menyingkap Samudera Al-Fatihah" menjelaskan bahwa membaca basmalah adalah sunnah muakkadah (sunnah yang dianjurkan) dalam setiap hal yang mengandung kebaikan. Namun, hukum ini bisa berubah menjadi haram jika digunakan untuk hal-hal yang haram dalam Islam, misalnya saat hendak meminum khamr. Begitu pula, membaca basmalah bisa menjadi makruh dalam konteks tertentu, seperti saat berhubungan suami-istri atau berwudhu dengan air yang tidak sah. Namun, membaca basmalah menjadi wajib dalam salat, karena merupakan bagian integral dari surah Al-Fatihah.
Keutamaan Membaca Basmalah: Perlindungan dan Keberkahan
Selain sebagai kunci untuk mendapatkan berkah, membaca basmalah juga memiliki berbagai keutamaan lainnya. Beberapa keutamaan tersebut antara lain:
-
Perlindungan dari Malaikat Zabaniyah: Riwayat dari Ibnu Mas’ud menyebutkan bahwa membaca basmalah akan melindungi seseorang dari 19 malaikat Zabaniyah (malaikat penyiksa). Setiap huruf dalam basmalah diyakini akan menjadi perisai dari malaikat-malaikat tersebut.
-
Membinasakan Setan: Hadits menjelaskan bahwa menyebut basmalah akan melemahkan kekuatan syaitan. Syaitan akan mengecil seperti lalat ketika mendengar basmalah, berbeda dengan jika kita mengucapkan kata-kata yang menjelek-jelekkan syaitan.
-
Menjauhkan dari Bahaya Setan: Membaca basmalah saat berhubungan suami-istri diyakini akan melindungi keturunan dari pengaruh negatif syaitan.
-
Kedekatan dengan Allah SWT: Riwayat dari Ibnu Abbas menyatakan bahwa jarak antara Allah SWT dengan asma-Nya, termasuk basmalah, sangat dekat, sedekat jarak antara hitam dan putih mata.
Kesimpulannya, basmalah bukan sekadar kalimat pembuka, melainkan sebuah doa, sebuah permohonan perlindungan, dan sebuah pengakuan akan keesaan dan keagungan Allah SWT. Membaca basmalah merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam, karena akan mendatangkan berkah, perlindungan, dan kedekatan dengan Allah SWT. Oleh karena itu, marilah kita selalu menjadikan basmalah sebagai panduan dan benteng perlindungan dalam setiap aktivitas kehidupan kita.