Jakarta – Kehadiran orang tua merupakan pilar fundamental dalam kehidupan setiap individu. Lebih dari sekadar pemberi kehidupan fisik, mereka berperan sebagai pendidik, pembimbing, dan sumber kasih sayang yang tak terhingga. Pengorbanan mereka, yang terbentang dari masa kandungan hingga anak dewasa, menetapkan kewajiban moral dan spiritual yang mendalam bagi anak untuk membalas budi dan berbakti kepada orang tua. Ajaran Islam, dengan tegas dan lugas, menekankan pentingnya kebaktian filial ini, dan salah satu landasannya termaktub dalam Surah Al-Isra ayat 23.
Surah Al-Isra, surah ke-17 dalam Al-Qur’an, tergolong surah Makkiyah, diwahyukan di Makkah sebelum hijrah Nabi Muhammad SAW. Surah yang terdiri dari 111 ayat ini merangkum berbagai petunjuk hidup bagi umat Muslim, mencakup perintah-perintah ilahiah dan kisah-kisah inspiratif, termasuk kisah Bani Israil dan perjalanan Nabi Musa AS. Namun, di antara banyak hikmah yang terkandung di dalamnya, ayat ke-23 memiliki signifikansi khusus mengenai hubungan anak dan orang tua. Mengutip buku "Al-Qur’an Hadis Madrasah Aliyah Kelas XI" karya Aminudin dkk., ayat ini menjabarkan secara detail cara seorang anak harus memperlakukan kedua orang tuanya dengan penuh hormat, kasih sayang, dan penghormatan.
Berikut teks Surah Al-Isra ayat 23 dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya:
Arab: وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاَهُمَا فَلَا تَقُلْ لَهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
Latin: Wa qadā rabbūka allā ta’budū illā iyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yablughannā ‘indakal-kibarā aḥaduhumā au kulāhumā falā taqūl lahumā uffiw wa lā tanharhumā wa qul lahumā qaulan karīmā.
Terjemahan (Departemen Agama RI): "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik."
Ayat ini tidak hanya menekankan kewajiban berbakti kepada orang tua, tetapi juga menjelaskan secara spesifik perilaku yang harus dihindari dan diutamakan dalam berinteraksi dengan mereka, khususnya saat mereka sudah lanjut usia. Tafsir Kemenag RI mengungkapkan pesan yang sangat mendalam dari ayat ini. Setelah menetapkan tauhid (keesaan Allah) sebagai ibadah utama, ayat ini langsung menyusul dengan perintah berbakti kepada orang tua, menunjukkan tingkat pentingnya peran orang tua dalam kehidupan seorang anak. Perintah ini menunjukkan betapa besarnya hak orang tua atas anaknya, sebagaimana hak Allah SWT atas hambanya.
Ayat ini mengungkapkan tiga larangan dan satu perintah yang harus dipatuhi oleh setiap anak terhadap orang tuanya:
1. Larangan Mengatakan Perkataan Kasar: Kata "uff" dalam ayat ini tidak hanya berarti "ah" tetapi meliputi segala jenis perkataan kasar, sinis, atau menyinggung yang dapat menyakiti perasaan orang tua. Ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga adab dan kesopanan dalam berbicara kepada orang tua, meskipun dalam keadaan apapun. Kesabaran dan kebijaksanaan menjadi kunci dalam menangani perbedaan pendapat atau perilaku orang tua.
2. Larangan Membentak: Membentak orang tua merupakan tindakan yang sangat dilarang dan menunjukkan ketidakhormatan yang besar. Nada suara, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh harus selalu dijaga agar tidak menimbulkan rasa sakit hati pada orang tua. Sikap hormat dan rendah hati harus selalu diperlihatkan, meskipun terdapat perbedaan pendapat.
3. Larangan Menolak Permintaan yang Wajar: Meskipun ayat tidak secara eksplisit melarang menolak permintaan, konteks ayat secara keseluruhan menekankan pentingnya memperlakukan orang tua dengan baik dan penuh hormat. Oleh karena itu, menolak permintaan orang tua harus dilakukan dengan cara yang sopan dan penuh penjelasan, menghindari nada menolak yang kasar atau menyinggung. Prioritas harus diberikan pada permintaan yang wajar dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
4. Perintah Mengucapkan Perkataan yang Baik: Ayat ini mengajarkan pentingnya menggunakan kata-kata yang baik, sopan, dan penuh hormat dalam berkomunikasi dengan orang tua. Bahkan dalam perbedaan pendapat, kata-kata yang baik dan bijaksana dapat menciptakan suasana yang kondusif dan menghindari konflik yang tidak perlu. Komunikasi yang efektif dan penuh rasa hormat merupakan kunci dalam mempertahankan hubungan yang harmonis dengan orang tua.
Hadits Rasulullah SAW juga menegaskan pentingnya berbakti kepada orang tua. Dalam buku tafsir Ibnu Katsir (terjemahan Abdul Ghoffar dkk.), diriwayatkan oleh Anas bin Malik dan sahabat lainnya, Rasulullah SAW menceritakan sebuah peristiwa yang menunjukkan betapa pentingnya berbakti kepada orang tua hingga berdampak pada kehidupan akhirat. Peristiwa ini menunjukkan bahwa kebaktian kepada orang tua merupakan amal yang sangat dihargai oleh Allah SWT. Keutamaan ini menunjukkan bahwa hubungan dengan orang tua bukan hanya urusan duniawi, tetapi juga mempengaruhi kehidupan akhirat.
Surah Al-Isra ayat 23 bukan sekadar ayat yang berisi perintah, tetapi merupakan panduan hidup yang mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati dan berbakti kepada orang tua. Ayat ini memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana seharusnya seorang anak memperlakukan orang tuanya, baik dalam ucapan, perbuatan, maupun sikap. Ketaatan terhadap perintah ini merupakan wujud syukur atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah diberikan oleh orang tua. Lebih dari itu, kebaktian ini merupakan investasi spiritual yang akan memberikan pahala yang besar di sisi Allah SWT dan menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Oleh karena itu, menjadikan Surah Al-Isra ayat 23 sebagai pedoman hidup adalah langkah yang sangat penting dalam membangun hubungan yang kuat dan bermakna dengan orang tua. Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk selalu berbakti kepada orang tua kita dengan ikhlas dan penuh kasih sayang.