Jakarta – Musibah dan bencana merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Dalam menghadapi ujian tersebut, umat Islam dianjurkan untuk memperkuat benteng spiritualnya melalui doa, sebagai bentuk ikhtiar dan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Berdoa bukan sekadar ritual, melainkan ibadah sekaligus komunikasi langsung dengan Sang Pencipta, sebuah amalan yang ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60: "وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ" yang bermakna, "Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.’"
Ayat tersebut menggarisbawahi pentingnya berdoa sebagai bentuk ketundukan dan pengakuan atas kelemahan manusia di hadapan kekuasaan Allah SWT. Keberadaan doa dalam ajaran Islam begitu fundamental, menunjukkan betapa manusia senantiasa membutuhkan pertolongan dan perlindungan-Nya. Lebih lanjut, doa juga menjadi cerminan keimanan dan ketawakkalan seorang hamba kepada Allah.
Buku "Doa Menghadapi Musibah" karya Arif Munandar Riswanto menjelaskan etimologi kata "doa" yang berasal dari bahasa Arab, da’a yad’u da’wah du’a, berarti memanggil, mengundang, memohon, dan meminta. Makna ini merefleksikan esensi doa sebagai bentuk permohonan dan harapan hamba kepada Allah.
Dalam konteks menghadapi musibah, doa menjadi sarana untuk memohon perlindungan, kesabaran, dan kekuatan. Berikut lima doa yang dapat diamalkan sebagai pengaman dari musibah dan bencana:
1. Doa Ketika Tertimpa Musibah:
"إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ"
(Arab-Latin: Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un)
Artinya: "Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali." (QS. Al-Baqarah: 156)
Doa ini merupakan ungkapan kepasrahan dan penerimaan atas takdir Allah. Kalimat ini bukan sekadar ungkapan kesedihan, melainkan pengakuan atas kepemilikan Allah atas segala sesuatu, termasuk kehidupan dan kematian. Mengamalkannya di saat musibah menyapa membantu menenangkan jiwa dan menguatkan hati untuk menerima ujian tersebut dengan lapang dada. Penerimaan ini merupakan langkah awal menuju proses penyembuhan dan pemulihan, baik secara fisik maupun psikis.
2. Doa Selamat Kebaikan Dunia dan Akhirat:
"رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ"
(Arab-Latin: Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah, wa qinaa adzabannaari)
Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka."
Doa ini merupakan permohonan akan kebaikan yang menyeluruh, baik di dunia maupun akhirat. Kebaikan dunia di sini bukan hanya materi semata, melainkan mencakup kesehatan, keluarga yang harmonis, rezeki yang halal dan berkah, serta keberhasilan dalam segala urusan. Sedangkan kebaikan akhirat adalah surga dan ridha Allah SWT. Permohonan perlindungan dari siksa neraka menunjukkan kesadaran akan pentingnya menjaga amal perbuatan agar senantiasa berada di jalan yang diridhai Allah.
3. Doa Selamat Dunia dan Akhirat (Versi Lengkap):
"اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ سَلَامَةً فِي الدِّينِ وَعَافِيَةً فِي الْجَسَدِ وَزِيَادَةً فِي الْعِلْمِ وَبَرَكَةً فِي الرِّزْقِ، وَتَوْبَةً قَبْلَ الْمَوْتِ، وَرَحْمَةً عِنْدَ الْمَوْتِ، وَمَغْفِرَةً بَعْدَ الْمَوْتِ. اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِي سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَّاتَنَا مِنَ النَّارِ، وَالْعَفْوَ عِنْدَ الْحِسَابِ."
(Arab-Latin: Allahumma inna nas-aluka salamatan fiddin wa afiyatan fil-jasadi wa ziyadatan fil-ilmi wa barakatan firrizqi, wa taubatan qablal-maut, wa rahmatan indal-maut, wa maghfiratan ba’dal maut. Allahumma hawwin alaina fi sakaratil maut, wannajatan minannaari, wal afwa indah hisab.)
Artinya: "Ya Allah, kami memohon kepada Engkau akan keselamatan agama, kesehatan badan, tambahnya pengetahuan, berkahnya rezeki, mendapatkan tobat sebelum mati, mendapat rahmat ketika mati, mendapat ampunan sesudah mati. Dan ringankanlah kiranya dalam sakaratul maut, dan selamatkanlah kiranya dari siksa neraka dan dapatkan kami ampunan pada hari hisab (perhitungan)."
Doa ini merupakan pengembangan dari doa sebelumnya, dengan penambahan permohonan akan kesehatan jasmani, pengetahuan yang bermanfaat, rezeki yang berkah, tobat sebelum kematian, rahmat saat kematian, dan ampunan setelah kematian. Permohonan untuk diringankan sakaratul maut dan dijauhkan dari siksa neraka menunjukkan betapa pentingnya mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan bekal iman dan amal shaleh.
4. Doa Selamat dan Nikmat Dunia Akhirat (Versi Terlengkap):
(Doa ini terlalu panjang untuk ditulis ulang di sini, tetapi intinya sama dengan doa nomor 3, hanya lebih panjang dan lebih detail dalam permohonannya. Isi doa ini menekankan permohonan keselamatan, kesehatan, rezeki, ilmu, dan ampunan secara lebih rinci dan komprehensif. Doa ini juga mencakup permohonan agar dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut dan dijauhkan dari siksa neraka.)
Doa versi terpanjang ini menunjukkan kesempurnaan permohonan yang mencakup semua aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Detail permohonan ini menunjukkan keseriusan dan ketekunan dalam berdoa kepada Allah SWT.
5. Doa Selamat dan Tolak Bala:
(Doa ini juga terlalu panjang untuk ditulis ulang di sini, tetapi intinya adalah permohonan agar dibukakan pintu-pintu kebaikan, keberkahan, rezeki, kesehatan, dan keselamatan, serta dijauhkan dari berbagai macam bala dan bencana. Doa ini juga memuat pujian dan shalawat kepada Allah dan Nabi Muhammad SAW.)
Doa ini menekankan permohonan perlindungan dari segala bentuk bala dan bencana. Doa ini juga menunjukkan pentingnya mengharapkan pertolongan Allah dan bertawakal kepada-Nya dalam menghadapi segala cobaan.
Kedudukan Doa Bagi Muslim:
Menurut Abdul Razzaq ibn Abdil Muhsin Al-Badr dalam Kitab Al-Dzikr wa Al-Du’a’fi Dhau’ A-Kitab wa Al-Sunnah, kedudukan doa dalam Islam sangatlah tinggi dan memiliki beberapa aspek penting:
-
Doa sebagai Pembeda Kesombongan: Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60, doa menjadi pembeda antara orang yang sombong dan tidak sombong. Orang yang sombong enggan berdoa, menunjukkan ketidakpercayaan dan kesombongan mereka di hadapan Allah.
-
Kedekatan Allah dan Pengabulan Doa: Allah SWT Maha dekat dan senantiasa mengabulkan doa hamba-Nya yang ikhlas. Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 186 menegaskan hal ini. Kedekatan Allah ini bukan berarti Allah secara fisik dekat, melainkan Allah selalu mendengar dan memperhatikan setiap doa hamba-Nya.
-
Doa sebagai Ibadah: Rasulullah SAW bersabda, "Doa adalah ibadah." (HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad). Hal ini menunjukkan bahwa berdoa merupakan bentuk ibadah yang sangat dianjurkan.
-
Kemuliaan Doa di Sisi Allah: Rasulullah SAW juga bersabda, "Tidak ada sesuatu yang lebih mulia bagi Allah daripada doa." (HR. Al-Hakim). Hal ini menunjukkan betapa besarnya nilai doa di sisi Allah SWT.
-
Murka Allah Atas Orang yang Tidak Berdoa: Rasulullah SAW mengingatkan bahwa orang yang tidak pernah berdoa akan mengundang murka Allah. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Hal ini menekankan pentingnya senantiasa berdoa dalam kehidupan sehari-hari.
Kesimpulannya, doa merupakan senjata ampuh bagi umat Islam dalam menghadapi musibah dan bencana. Kelima doa di atas dapat diamalkan sebagai bentuk ikhtiar dan permohonan perlindungan kepada Allah SWT. Lebih penting lagi, doa harus diiringi dengan keimanan yang kuat, ketawakkalan yang teguh, dan usaha yang maksimal dalam menghadapi setiap cobaan hidup. Dengan demikian, kita dapat melewati setiap ujian dengan kesabaran, kekuatan, dan keteguhan hati. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua dari segala macam bahaya dan musibah.