Salat, sebagai rukun Islam yang terpenting, bukan hanya merupakan kewajiban ritual bagi umat Muslim, tetapi juga memiliki dampak positif yang signifikan bagi kesehatan jasmani dan rohani. Ayat-ayat Al-Qur’an, seperti dalam surat An-Nisa ayat 103 yang berbunyi, "(Artinya: Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.)", dan surat Hud ayat 114 yang menyerukan penegakan salat pada waktu-waktu tertentu, "(Artinya: Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.)", menekankan pentingnya ibadah ini dalam kehidupan seorang Muslim. Namun, di luar konteks keagamaan, penelitian dan observasi menunjukkan manfaat salat bagi kesehatan fisik dan mental yang patut mendapat perhatian.
Pandangan ilmiah terhadap manfaat salat semakin berkembang. Buku "The Miracle of Sholat (Keajaiban Sholat dalam Kesehatan)" karya Marsidi dan Edy Sutrisno, misalnya, menyorot peran gerakan sujud dalam menstimulasi kecerdasan otak. Dari perspektif psikoneuroimunologi, yang dikaji oleh Prof. Sholeh, gerakan sujud menempatkan tubuh dalam posisi yang optimal untuk meningkatkan aliran darah ke otak. Posisi jantung yang lebih tinggi daripada otak saat sujud memungkinkan darah mengalir secara maksimal ke otak, meningkatkan suplai oksigen dan nutrisi yang vital bagi fungsi kognitif. Praktik sujud yang rutin, karenanya, diyakini dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kecerdasan.
Lebih jauh lagi, buku "Pandangan Pertama Pada Tindakan Utama; Panduan Terapi Fisik, Mental, Spiritual & Herbal" karya Selamat Said Sanib, memaparkan secara rinci berbagai manfaat kesehatan yang diperoleh dari pelaksanaan salat. Berikut beberapa poin penting yang diungkap dalam berbagai literatur dan penelitian:
1. Penguatan Kesehatan Kardiovaskular: Gerakan-gerakan dalam salat, yang melibatkan berbagai posisi tubuh, dapat dianggap sebagai bentuk latihan fisik ringan yang efektif. Aktivitas ini berkontribusi pada peningkatan metabolisme tubuh dan kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan. Gerakan-gerakan tertentu, khususnya yang melibatkan pergerakan kepala dan leher, berpotensi meningkatkan aliran darah ke arteri belakang, memfasilitasi aliran darah ke jantung dan mengurangi tekanan darah. Lebih lanjut, gerakan sujud diyakini mampu membantu memecah penyumbatan pembuluh darah, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung koroner. Posisi sujud, dengan jantung berada di posisi lebih tinggi dari otak, juga memastikan suplai oksigen yang optimal ke otak.
2. Peningkatan Sirkulasi Darah: Rukuk dan tasyahhud, dua gerakan kunci dalam salat, mempunyai pengaruh positif terhadap sirkulasi darah. Rukuk membantu mengatur aliran darah di bagian atas tubuh, sementara tasyahhud membantu melancarkan aliran darah di bagian bawah tubuh. Dengan demikian, salat secara keseluruhan berkontribusi pada peningkatan sirkulasi darah di seluruh tubuh.
3. Pereda Nyeri: Salat menawarkan solusi alami untuk meredakan berbagai jenis nyeri. Gerakan rukuk, sujud, dan duduk tasyahhud secara efektif meregangkan otot dan ligamen di punggung bawah, pinggul, lutut, dan telapak kaki. Rukuk, khususnya, berperan penting dalam mengurangi nyeri punggung bawah dengan meregangkan otot dan ligamen yang tegang. Gerakan ini juga membantu meredakan tekanan pada sumsum tulang belakang dan sendi pinggul.
4. Peningkatan Fungsi Pencernaan: Selain puasa, gerakan-gerakan dalam salat, terutama tasyahhud, juga berkontribusi pada kesehatan pencernaan. Gerakan tasyahhud membantu meningkatkan fungsi hati dan mengendurkan otot-otot usus, memfasilitasi pergerakan usus dan mencegah sembelit. Dengan demikian, salat dapat membantu menjaga kesehatan sistem pencernaan secara alami.
5. Peningkatan Postur Tubuh: Posisi tegak yang dijaga selama takbir dalam salat membantu melatih postur tubuh yang benar. Salat membantu menjaga keseimbangan tubuh dan memperkuat otot-otot penyangga tubuh, sehingga mencegah berbagai masalah postur tubuh yang dapat muncul akibat gaya hidup modern yang kurang aktif.
6. Peningkatan Kesehatan Mental: Banyak gerakan dalam salat memiliki kemiripan dengan gerakan yoga, yang telah terbukti bermanfaat bagi kesehatan mental. Seperti yoga, salat membantu mengurangi stres, kecemasan, dan depresi. Gerakan-gerakan ritmis dan pernapasan yang terkontrol selama salat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi tingkat kortisol (hormon stres) dalam tubuh.
7. Ketenangan Jiwa dan Kedamaian Spiritual: Manfaat salat yang paling utama mungkin terletak pada dampaknya terhadap kesehatan mental dan spiritual. Salat yang dikerjakan dengan khusyuk dan penuh kesadaran menciptakan suasana tenang dan damai dalam jiwa. Doa-doa yang dipanjatkan selama salat menghubungkan manusia dengan Tuhannya, menciptakan rasa ketenangan, kepasrahan, dan kedamaian batin yang sulit didapatkan melalui cara lain. Ketenangan jiwa ini, pada gilirannya, mempengaruhi kesehatan fisik dan mental secara positif.
Kesimpulannya, salat bukanlah sekadar ibadah ritual, tetapi juga merupakan aktivitas yang bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani. Gerakan-gerakan salat, yang terstruktur dan ritmis, memberikan manfaat fisik seperti peningkatan kesehatan jantung, sirkulasi darah, pereda nyeri, dan peningkatan fungsi pencernaan. Lebih dari itu, salat memberikan manfaat spiritual yang tak ternilai, menciptakan ketenangan jiwa, kedamaian batin, dan hubungan yang lebih erat dengan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, salat dapat dianggap sebagai bentuk terapi holistik yang efektif untuk menjaga kesehatan secara menyeluruh, baik fisik maupun mental. Penelitian lebih lanjut di bidang ini sangat diperlukan untuk mengungkap lebih banyak manfaat salat bagi kesehatan manusia.