Puasa, ibadah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari, merupakan amalan penting dalam Islam. Lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga, puasa memiliki dimensi spiritual yang mendalam, mengasah kesabaran, meningkatkan ketakwaan, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di antara berbagai jenis puasa, puasa sunnah Senin-Kamis menempati posisi istimewa, dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk ibadah yang memiliki keutamaan tersendiri. Praktik ini pun tak lengkap tanpa doa buka puasa, yang dipercaya memiliki kekuatan mustajab—doa yang dikabulkan—khususnya bagi mereka yang berpuasa.
Hadits dari Abu Hurairah RA meriwayatkan sabda Rasulullah SAW, “Ada tiga golongan orang yang doanya tidak akan ditolak: orang yang berpuasa hingga berbuka, pemimpin yang adil, dan orang yang dizalimi.” (HR Tirmidzi). Hadits ini menggarisbawahi kedudukan istimewa doa orang yang berpuasa saat berbuka. Keutamaan ini tak hanya berlaku untuk puasa wajib Ramadhan, tetapi juga untuk puasa sunnah, termasuk puasa Senin-Kamis. Rasulullah SAW sendiri menganjurkan puasa Senin-Kamis, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Abu Hurairah RA yang lain: “Amal-amal perbuatan itu diajukan ke hadapan Allah pada hari Senin dan Kamis. Oleh karenanya, aku ingin agar amal-amal perbuatanku itu diajukan saat aku sedang berpuasa.” (HR At-Tirmidzi). Hadits ini menunjukkan bahwa Nabi SAW sendiri memprioritaskan ibadah puasa pada hari Senin dan Kamis, memperlihatkan betapa pentingnya amalan ini dalam pandangan beliau.
Doa Buka Puasa: Berbagai Lafal dan Maknanya
Berbagai lafal doa buka puasa beredar di kalangan umat Islam. Dua di antaranya, yang bersumber dari hadits shahih, sering digunakan. Pertama, doa yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:
(Arab): اللهم لك صمت وبك آمنت وعلى رزقك أفطرت برحمتك يا أرحم الراحمين.
(Latin): Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.
(Terjemahan): "Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, ya Allah yang Maha Pengasih."
Doa ini mengandung ungkapan syukur dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT. Ia menekankan bahwa puasa dilakukan semata-mata karena Allah, dengan keimanan yang teguh, dan menerima rezeki sebagai karunia-Nya. Penggunaan kata "ar-Rahman ar-Rahim" (Maha Pengasih dan Maha Penyayang) menunjukkan kerendahan hati dan harapan akan rahmat Allah.
Doa kedua, diriwayatkan oleh Abu Daud:
(Arab): ذهب الظمأ وابتلت العروق وثبت الأجر إن شاء الله
(Latin): Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.
(Terjemahan): "Rasa dahaga telah hilang, kerongkongan telah basah, dan pahala telah ditetapkan, insya Allah."
Doa ini lebih singkat dan lugas, mengungkapkan rasa syukur atas hilangnya dahaga dan kelelahan setelah berpuasa. Ungkapan "insya Allah" (jika Allah menghendaki) menunjukkan kerendahan hati dan kebergantungan penuh kepada kehendak Allah SWT.
Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam kitab Fath al-Mu’in menjelaskan perbedaan penggunaan kedua doa ini. Doa "Allaahumma lakasumtu…" lebih tepat dibaca ketika berbuka dengan makanan, sementara doa "Dzahabaz zhama’u…" lebih sesuai untuk berbuka dengan air saja. Namun, kedua doa tersebut sama-sama sah dan dianjurkan untuk diamalkan.
Keutamaan Membaca Doa Buka Puasa Senin-Kamis
Membaca doa buka puasa, terutama saat berpuasa Senin-Kamis, memiliki beberapa keutamaan. Selain sebagai ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT, doa ini juga memiliki potensi mustajab. Hadits dari Abdullah bin Amr bin al-Ash meriwayatkan sabda Rasulullah SAW, “Bagi orang yang berpuasa ketika sedang berbuka ada doa yang tak akan tertolak.” (HR Tirmidzi). Keutamaan ini menegaskan pentingnya membaca doa saat berbuka, sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas keberhasilan menyelesaikan ibadah puasa.
Amalan membaca doa buka puasa juga selaras dengan ajaran Islam yang menekankan pentingnya selalu bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan membaca doa, kita tidak hanya sekadar mengisi perut yang kosong, tetapi juga mengisi hati dengan rasa syukur dan ketaqwaan. Puasa Senin-Kamis, yang dikerjakan dengan niat ikhlas dan diiringi doa-doa yang khusyuk, akan semakin memperkuat ikatan spiritual kita dengan Allah SWT.
Puasa Senin-Kamis juga memiliki keutamaan tersendiri. Hari Senin dan Kamis merupakan hari di mana amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah SWT. Dengan berpuasa pada hari-hari tersebut, kita berharap amal baik kita akan diterima dan dilipatgandakan pahalanya. Gabungan antara puasa Senin-Kamis dan doa buka puasa yang khusyuk akan semakin meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Jadwal Puasa Senin-Kamis Desember 2024 (Ilustrasi)
Untuk mengetahui jadwal puasa Senin-Kamis di bulan Desember 2024, kita perlu merujuk pada kalender Hijriah yang dikeluarkan oleh otoritas agama yang terpercaya, seperti Kementerian Agama Republik Indonesia. Jadwal tersebut akan bervariasi setiap tahunnya, bergantung pada perhitungan penanggalan Hijriah. Sebagai ilustrasi, misalnya, jika bulan Desember 2024 jatuh pada bulan tertentu dalam kalender Hijriah, maka jadwal puasa Senin-Kamis dapat ditentukan berdasarkan hari-hari Senin dan Kamis di bulan tersebut. Penting untuk selalu mengacu pada kalender Hijriah yang akurat untuk memastikan keakuratan jadwal puasa.
Kesimpulan
Doa buka puasa merupakan bagian integral dari ibadah puasa, khususnya puasa sunnah Senin-Kamis. Membaca doa buka puasa, baik lafal yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim maupun yang diriwayatkan Abu Daud, merupakan bentuk ungkapan syukur dan harapan akan diterimanya amal ibadah. Keutamaan doa buka puasa, diiringi dengan amalan puasa Senin-Kamis, akan semakin memperkuat kedekatan kita dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritualitas kita. Oleh karena itu, dianjurkan bagi umat Islam untuk senantiasa mengamalkan doa buka puasa dan puasa Senin-Kamis dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua.