Jakarta – Dalam hiruk-pikuk kehidupan modern, di mana informasi berseliweran dengan kecepatan cahaya, seringkali kita melupakan esensi pengetahuan dan tuntunan spiritual. Islam, sebagai agama yang komprehensif, menempatkan ilmu pada posisi yang sangat terhormat, bahkan melebihi ibadah ritual semata. Keutamaan menuntut dan menyebarkan ilmu pengetahuan, khususnya melalui majelis ilmu, ditekankan secara berulang dalam Al-Qur’an dan Hadis, menawarkan pahala yang tak terhingga dan jalan menuju keridaan Ilahi. Buku "Mengapa Hartaku Selalu Berkah dan Berlimpah" karya Ustadz Rusdianto, misalnya, menguatkan pandangan ini dengan menyatakan bahwa keilmuan seseorang lebih bernilai daripada ibadah ritualnya yang intensif.
Hadis Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Umamah, mengungkapkan keunggulan seorang yang berilmu dibandingkan dengan seorang yang rajin beribadah. Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan orang yang berilmu dibanding orang yang gemar beribadah seperti keutamaan diriku dibanding orang yang paling rendah dari kalian." Hadis ini secara tegas menempatkan ilmu sebagai pilar utama dalam kehidupan seorang muslim, melebihi ibadah fisik yang dilakukan secara repetitif tanpa pemahaman mendalam. Lebih lanjut, Rasulullah SAW juga bersabda, "Sesungguhnya, Allah dan malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi sampai semut dalam lubangnya, sampai ikan di laut, mereka bershalawat (mendoakan kebaikan) bagi para pengajar manusia." (HR Tirmidzi). Doa dan shalawat yang dipanjatkan oleh seluruh alam semesta bagi para pengajar ilmu ini menunjukkan betapa agungnya kedudukan mereka di sisi Allah SWT.
Majelis ilmu, sebagai wadah untuk menimba dan menyebarkan ilmu, bukan sekadar tempat belajar biasa. Ia merupakan suatu ruang sakral yang dipenuhi berkah dan rahmat Allah SWT. Imam Al-Ghazali, dalam karyanya "Keutamaan Ilmu Menurut Al-Qur’an dan Sunnah", menyatakan bahwa menghadiri majelis ilmu bahkan lebih utama daripada ibadah ritual yang dilakukan secara berlebih-lebihan. Hadis Nabi SAW yang diriwayatkan dalam kitab ini menegaskan, "Menghadiri majelis orang berilmu lebih utama daripada mendirikan salat seribu rakaat, menjenguk seribu orang sakit, dan bertakziah ke seribu jenazah." Pertanyaan seorang sahabat tentang apakah ada yang lebih baik daripada membaca Al-Qur’an dijawab oleh Rasulullah SAW dengan pertanyaan balik, "Adakah manfaat Al-Qur’an selain dengan ilmu?". Pertanyaan ini menggarisbawahi pentingnya pemahaman dan implementasi ilmu dalam kehidupan sehari-hari, bukan sekadar membaca teks suci tanpa memahaminya.
Menuntut ilmu, termasuk menghadiri majelis ilmu, merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Keutamaan yang diperoleh pun sangat besar, mencakup berbagai aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi. Berikut beberapa keutamaan menghadiri majelis ilmu yang dirangkum dari berbagai sumber:
1. Pahala Setara Haji: Menghadiri majelis ilmu untuk menuntut atau mengajarkan kebaikan diibaratkan sebagai ibadah haji yang sempurna. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa pergi ke masjid, tidaklah diinginkannya (untuk pergi ke masjid) kecuali untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarkan kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melakukan haji dengan sempurna." (HR. Suyuthi). Pernyataan ini menekankan betapa besarnya pahala yang diperoleh dari kegiatan yang terkesan sederhana ini, menandingi ibadah haji yang membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, dan biaya yang besar.
2. Kemudahan Menuju Surga: Allah SWT akan memudahkan jalan menuju surga bagi mereka yang rajin menghadiri majelis ilmu. Keutamaan ini dapat diartikan sebagai "surga duniawi" yang terwujud dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan ini memungkinkan seseorang untuk lebih mudah bersyukur atas nikmat Allah SWT dan menjalani kehidupan dengan lebih bijaksana. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju surga." (HR. Muslim). Jalan menuju surga di sini bukan hanya jalan metaforis, tetapi juga jalan yang dipenuhi kemudahan dan pertolongan Allah SWT dalam kehidupan duniawi.
3. Pengampunan Dosa: Keutamaan menghadiri majelis ilmu juga mencakup pengampunan dosa. Bahkan, ikan di lautan pun memohonkan ampun bagi para penuntut ilmu, dan para malaikat membentangkan sayapnya sebagai perlindungan. Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah suatu kaum duduk, kemudian mereka berdzikir kepada Allah hingga mereka berdiri, melainkan dikatakan (oleh malaikat) kepada mereka, ‘Berdirilah kalian, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosa kalian, dan keburukan-keburukan kalian pun telah diganti dengan berbagai kebaikan." (HR. Thabrani). Hadis lain menyebutkan, "Barang siapa pergi untuk mencari ilmu maka Allah membukakan kepadanya jalan menuju surga, dan para malaikat pun membentangkan sayap untuk menaunginya. Para malaikat di langit serta ikan paus di laut bershalawat untuknya. Keutamaan seorang ulama atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan pada malam purnama atas semua bintang. Ulama adalah pewaris para nabi, para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambil ilmu, maka ia telah mendapatkan bagian yang banyak (dari warisan itu). Kematian seorang ulama merupakan musibah yang tidak bisa diobati, lubang yang tidak dapat disumbat, dan bintang yang hancur. Kematian satu kabilah lebih ringan daripada kematian seorang alim." (HR. Baihaqi). Hadis-hadis ini secara gamblang menggambarkan betapa besarnya pahala dan perlindungan yang diberikan Allah SWT kepada para penuntut ilmu.
4. Majelis Ilmu sebagai Taman Surga: Majelis ilmu diibaratkan sebagai taman surga di dunia. Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika kalian melewati taman-taman surga, singgahlah dengan hati riang." Para sahabat bertanya, "Apakah taman-taman surga itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Halaqah-halaqah (kelompok-kelompok) dzikir (ilmu)." (HR. Tirmidzi). Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa mencari dan menyebarkan ilmu merupakan aktivitas yang sangat mulia dan mendatangkan kebahagiaan serta kedamaian hati.
5. Terhindar dari Murka Allah SWT: Kehidupan duniawi yang penuh dengan kesenangan dan kemewahan seringkali menyesatkan. Namun, mencari ilmu dan berdzikir kepada Allah SWT merupakan pengecualian. Rasulullah SAW bersabda, "Dunia ini terkutuk dengan segala isinya, kecuali dzikrullah (taat pada Allah) dan yang serupa itu, berilmu dan penuntut ilmu." (HR. Tirmidzi). Hadis ini menunjukkan bahwa ilmu merupakan benteng perlindungan dari godaan duniawi dan jalan menuju keridaan Allah SWT.
6. Ketenangan Hati dan Rahmat Allah SWT: Menghadiri majelis ilmu yang dipenuhi dengan bacaan Al-Qur’an dan pengajaran ilmu akan mendatangkan ketenangan hati, rahmat Allah SWT, dan perlindungan malaikat. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul di dalam satu rumah di antara rumah-rumah Allah; mereka membaca Kitab Allah dan saling belajar di antara mereka, kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di kalangan para malaikat di hadapan-Nya." (HR. Muslim). Ketenangan hati, rahmat Allah SWT, dan perlindungan malaikat merupakan berkah yang tak ternilai harganya dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan dan cobaan.
Kesimpulannya, menghadiri majelis ilmu merupakan amal yang sangat dianjurkan dalam Islam. Keutamaan yang diperoleh jauh melebihi ibadah ritual yang dilakukan secara berlebihan tanpa pemahaman dan implementasi yang benar. Majelis ilmu bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga tempat mencari berkah, rahmat, dan perlindungan Allah SWT, sekaligus jalan menuju surga duniawi dan akhirat. Oleh karena itu, setiap muslim hendaknya memanfaatkan kesempatan untuk menghadiri majelis ilmu dan menjadikan pengejaran ilmu sebagai prioritas utama dalam hidupnya.