Peringatan Hari Guru Nasional setiap tahunnya menjadi momentum penting untuk menghormati dan menghargai jasa para pendidik. Di tengah hiruk-pikuk acara, suatu praktik yang lazim dan dianjurkan dalam budaya Islam adalah membaca doa penutup. Doa ini bukan sekadar ritual formal, melainkan ungkapan syukur dan permohonan berkah Allah SWT atas kelancaran acara dan kebermanfaatan ilmu yang telah dibagikan. Allah SWT sendiri berfirman dalam Al-Qur’an surat Ghafir ayat 60: "Tuhanmu berfirman, ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.’" Ayat ini menegaskan pentingnya doa sebagai bentuk komunikasi hamba dengan Tuhannya, dan sekaligus menjadi landasan spiritual bagi pelaksanaan doa penutup acara Hari Guru.
Lebih lanjut, hadits dari Abu Barzah Al Aslami RA yang diriwayatkan menjelaskan praktik doa penutup majelis yang dilakukan Rasulullah SAW. Hadits tersebut menyebutkan bahwa Rasulullah SAW membaca "Subhanakallahumma wa bihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaiik" setelah bangun dari suatu majelis. Beliau menjelaskan bahwa bacaan tersebut berfungsi sebagai penebus dosa yang mungkin terjadi selama majelis berlangsung (HR Abu Dawud dan Imam Tirmidzi). Hal ini menunjukkan bahwa doa penutup bukan hanya sekadar ucapan formalitas, tetapi juga sebagai sarana penyucian diri dan permohonan ampun atas segala kekurangan.
Berangkat dari landasan ayat Al-Qur’an dan hadits tersebut, beberapa pilihan doa penutup acara Hari Guru yang dapat diamalkan oleh umat Muslim dihimpun dari berbagai sumber rujukan terpercaya, diantaranya buku "Kumpulan Doa Sehari-hari" karya Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI dan kitab "Hisnul Muslim" karya Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani (terjemahan Qosdi Ridlwanullah), serta buku "Doa Harian Pengetuk Pintu Langit" oleh H. Hamdan Hamedan. Berikut uraian keempat doa tersebut:
1. Doa Penutup Acara Hari Guru Versi Pertama:
Doa ini menekankan pujian dan pengakuan keesaan Allah SWT, serta permohonan ampun dan taubat. Kalimat "Maha Suci Engkau, Ya Allah wahai Rabbku, dan dengan memuji-Mu, tiada Ilah selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu" merupakan inti dari doa ini. Doa ini sederhana namun sarat makna, menunjukkan kerendahan hati di hadapan Allah SWT dan permohonan pengampunan atas segala kesalahan dan kekurangan. Penggunaan kalimat "Subhanakallahumma rabbil ‘aalamiin" menunjukkan kesucian dan kebesaran Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam. Doa ini cocok digunakan sebagai penutup acara yang singkat dan khidmat.
2. Doa Penutup Acara Hari Guru Versi Kedua:
Doa versi kedua ini berfokus pada permohonan ampun dan penerimaan taubat. Kalimat "Wahai Tuhanku! Ampunilah aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengampun" menunjukkan kesadaran akan kelemahan manusia dan harapan akan rahmat dan ampunan Allah SWT. Penggunaan riwayat hadits dari Tirmidzi dan Ibnu Majah menguatkan keabsahan dan keutamaan doa ini. Doa ini sesuai untuk acara yang menekankan aspek permohonan ampun dan penyucian diri. Doa ini juga mengingatkan kita akan sifat Allah SWT yang Maha Pengampun dan Maha Penerima Taubat, sebuah sifat yang patut selalu kita ingat dan harapkan.
3. Doa Penutup Acara Hari Guru Versi Ketiga:
Doa versi ketiga ini lebih panjang dan komprehensif, meliputi berbagai permohonan, mulai dari permohonan rasa takut kepada Allah SWT yang mencegah maksiat, hingga permohonan keberkahan dalam hidup dan perlindungan dari kesulitan. Doa ini berasal dari hadits Ibnu Umar RA dan mencakup permohonan kekuatan, kesehatan, kemudahan, dan perlindungan dari godaan dunia. Kalimat "Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu…" menunjukkan harapan agar kita senantiasa dijauhkan dari perbuatan dosa dan senantiasa berada di jalan yang diridhoi-Nya. Doa ini cocok untuk acara yang lebih formal dan ingin menyampaikan permohonan yang lebih luas. Doa ini juga mengajarkan kita untuk senantiasa berserah diri kepada Allah SWT dan memohon perlindungan-Nya dalam segala hal.
4. Doa Penutup Acara Hari Guru Versi Keempat:
Doa versi keempat ini berasal dari ayat suci Al-Qur’an, yakni surat As-Saffat ayat 180-182. Ayat ini mengucapkan pujian dan kesucian bagi Allah SWT, serta mengucapkan salam sejahtera bagi para rasul. Kalimat "Maha Suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan dari apa yang mereka sifatkan. Selamat sejahtera bagi para rasul. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam" merupakan ungkapan penuh takzim dan penghormatan kepada Allah SWT dan para rasul-Nya. Doa ini ringkas, tetapi bermakna dalam, menunjukkan pengakuan kebesaran Allah SWT dan penghormatan kepada para rasul sebagai utusan-Nya. Doa ini cocok digunakan sebagai penutup acara yang ingin menekankan aspek tauhid dan penghormatan kepada para rasul.
Kedudukan Guru dalam Islam: Suatu Perspektif yang Lebih Luas
Di luar pilihan doa, perlu dipahami bahwa peringatan Hari Guru juga merupakan momentum untuk merefleksikan kedudukan guru dalam Islam. Buku "Konsep Pendidik Menurut KH. M. Hasyim Asy’ari dalam Kitab Al Adab Al-‘Alim Wa Al-Muta’alim dan Relevansinya terhadap Kompetensi Guru PAI" karya Zulfaizah Fitri menjelaskan kedudukan guru yang tinggi dalam Islam. Kedudukan ini bukan diukur dari aspek materi, melainkan dari pahala dan kebaikan yang dijanjikan Allah SWT di akhirat. Hadits Rasulullah SAW yang menyatakan, "Jadilah pendidik yang penyantun, ahli fikih dan ulama. Disebut pendidik apabila seseorang mendidik manusia dengan memberikan ilmu sedikit-sedikit yang lama-lama menjadi banyak" (HR Bukhari), menunjukkan pentingnya sifat kesantunan, keilmuan, dan kesabaran dalam mendidik.
Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya adab dan ketaatan kepada ajaran Nabi Muhammad SAW bagi seorang guru dalam melaksanakan tugas penyampaian ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru bukan hanya bertugas mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga bertanggung jawab untuk membentuk karakter dan akhlak muridnya sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, peringatan Hari Guru bukan hanya sekedar perayaan tahunan, melainkan juga momentum untuk merenungkan dan meningkatkan kualitas diri para pendidik agar dapat menjalankan amanah yang diberikan Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Semoga doa-doa penutup acara Hari Guru ini dapat memberikan berkah dan kebaikan bagi seluruh guru dan dunia pendidikan di Indonesia.