Fitnah Dajjal, sebagaimana digambarkan dalam berbagai hadits Nabi Muhammad SAW, merupakan ujian terbesar yang akan menimpa umat manusia di akhir zaman. Skala dampaknya yang dahsyat dan kemampuannya menyesatkan manusia menjadikan perlindungan diri dari pengaruhnya menjadi sangat krusial. Bukan sekadar ancaman fisik, fitnah Dajjal merupakan serangan ideologis dan spiritual yang mampu menggoyahkan iman yang paling kokoh sekalipun. Buku "Al Madkhal ila Dirasah Al-Akidah Al-Islamiyyah" karya Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, yang diterjemahkan oleh Muhammad Misbah, menekankan betapa besarnya ancaman ini dan hanya keimanan yang teguh yang mampu menjadi benteng pertahanan yang efektif.
Hadits-hadits Nabi SAW menunjukkan betapa seriusnya ancaman Dajjal ini. Ia tidak akan datang sendirian; sekelompok pengikut yang terbutakan oleh tipu dayanya akan membantunya menyebarkan fitnah dan menyesatkan manusia. Mereka akan menjadi alat dalam menjalankan agenda Dajjal untuk menghancurkan tatanan kehidupan dan merusak akidah umat. Oleh karena itu, persiapan spiritual dan pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam menjadi kunci utama dalam menghadapi fitnah ini.
Di tengah ancaman yang mengerikan ini, Islam menawarkan solusi berupa benteng pertahanan spiritual. Salah satu yang paling sering disebutkan adalah membaca sepuluh ayat pertama Surah Al-Kahfi. Hadits riwayat Muslim dari Abu Darda RA secara eksplisit menyebutkan hal ini: "Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al-Kahfi, maka ia akan terlindungi dari Dajjal (fitnah)." Hadits ini memberikan panduan praktis bagi umat Islam untuk melindungi diri dari fitnah Dajjal yang mematikan. Keutamaan menghafal ayat-ayat ini bukan sekadar hafalan biasa, melainkan merupakan bentuk perisai spiritual yang akan melindungi hati dan pikiran dari tipu daya Dajjal.
Hadits lain, yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Hakim dari Abu Umamah, menambahkan dimensi lain pada perlindungan ini. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di antara fitnahnya, ia (Dajjal) memiliki surga dan neraka. Nerakanya adalah surga, dan surganya adalah neraka. Siapa diuji dengan nerakanya, hendaklah ia memohon pertolongan Allah SWT dan membaca awal surah Al-Kahfi." Hadits ini menunjukkan kemampuan Dajjal untuk menyamarkan kejahatan dengan kedok kebaikan. Surga yang ditawarkannya adalah neraka yang terselubung, dan neraka yang digambarkannya adalah surga yang palsu. Oleh karena itu, kehati-hatian dan keimanan yang kuat sangat diperlukan untuk membedakan antara kebenaran dan kepalsuan yang ditawarkan oleh Dajjal. Membaca awal Surah Al-Kahfi dalam situasi seperti ini bukan hanya sebagai perlindungan, tetapi juga sebagai penunjuk jalan menuju kebenaran dan pertolongan dari Allah SWT.
Berikut adalah sepuluh ayat pertama Surah Al-Kahfi beserta terjemahannya, yang dianjurkan untuk dibaca sebagai benteng pertahanan dari fitnah Dajjal:
1. الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَىٰ عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا
Bacaan Latin: al-ḥamdu lillāhi allāżī anzala ʿalā ʿabdihil-kitāba wa lam yajʿal lahu ʿiwajā
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;"
Ayat ini mengawali Surah Al-Kahfi dengan pujian kepada Allah SWT atas karunia Al-Qur’an, kitab suci yang lurus dan tidak mengandung kebengkokan. Ini menjadi pengingat akan sumber kebenaran sejati yang harus dipegang teguh di tengah gempuran fitnah.
2. قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا
Bacaan Latin: qayyiman liyunżira baʾsan šadīdan min laduhu wa yubašširal-muʾminīna allāżīna yaʿmalūna ṣ-ṣāliḥāti anna lahum ʾajran ḥasanā
Artinya: "Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,"
Ayat ini menekankan fungsi Al-Qur’an sebagai petunjuk yang lurus, peringatan akan siksa bagi orang-orang yang sesat, dan kabar gembira bagi orang-orang beriman yang beramal saleh. Ini menguatkan keyakinan akan balasan Allah SWT dan pentingnya bertahan pada jalan kebenaran.
3. مُقِيمِينَ فِيهِ أَبَدًا
Bacaan Latin: muqimīna fīhi ʾabadā
Artinya: "Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya."
Ayat ini menggambarkan balasan surgawi bagi orang-orang beriman yang tetap istiqomah dalam kebenaran. Ini menjadi motivasi untuk tetap berpegang teguh pada iman dan menjauhi godaan Dajjal.
4. وَيُنْذِرَ الَّذِينَ قَالُوا اتَّخَذَ اللَّهُ وَلَدًا
Bacaan Latin: wa yunżirallāżīna qālū ittaxada-llāhu waladā
Artinya: "Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, "Allah mengambil seorang anak."
Ayat ini mengingatkan akan kesesatan tuduhan bahwa Allah SWT mempunyai anak. Ini menjadi peringatan akan bahaya penyimpangan akidah yang mungkin disebarluaskan oleh Dajjal.
5. مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ وَلَا لِآبَائِهِمْ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا
Bacaan Latin: mā lahum bihi min ʿilmin wa lā liʾābiʾihim kaburat kalimatan taḫruju min ʾafwāhihimin ʾin yaqūlūna illā każibā
Artinya: "Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka."
Ayat ini menunjukkan ketidakbenaran tuduhan tersebut dan mengingatkan akan bahaya berbicara tanpa ilmu. Ini sangat relevan dalam menghadapi fitnah Dajjal yang sering kali berupa kebohongan dan penipuan.
6. فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَىٰ آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Bacaan Latin: fa laʿallaka bāḫiʿun nafsaka ʿalā ʾāṯārihim ʾin lam yuʾminū bihāżā-l-ḥadīṯi ʾasafā
Artinya: "Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an)."
Ayat ini mengingatkan akan pentingnya kesabaran dan ketabahan dalam menyampaikan kebenaran. Rasulullah SAW diingatkan untuk tidak bersedih hati jika orang lain tidak mau menerima kebenaran.
7. إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا
Bacaan Latin: ʾinnā jaʿalnā mā ʿalal-ʾarḍi zīnatā lahā linabluwahum ʾayyuhum ʾaḥsanu ʿamalā
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya."
Ayat ini menekankan bahwa dunia hanya hiasan dan ujian. Ini mengingatkan akan pentingnya fokus pada akhirat dan tidak tergoda oleh godaan duniawi yang mungkin di tawarkan oleh Dajjal.
8. وَإِنَّا لَجَاعِلُونَ مَا عَلَيْهَا صَعِيدًا جُرُزًا
Bacaan Latin: wa ʾinnā lajāʿilūna mā ʿalayhā ṣaʿīdan ǧuruzā
Artinya: "Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering."
Ayat ini menunjukkan kehancuran yang akan menimpa dunia di akhir zaman. Ini menjadi peringatan akan kefanaan dunia dan pentingnya bersiap untuk akhirat.
9. أَفَحَسِبْتَ أَنَّ أَصْحَابَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيمِ كَانُوا مِنْ آيَاتِنَا عَجَبًا
Bacaan Latin: ʾafaḥasibtā ʾanna ʾaṣḥāba-l-kahfi war-raqīmi kānū min ʾāyātinā ʿaǧabā
Artinya: "Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?"
Ayat ini mengajak untuk merenungkan kisah pemuda penghuni gua sebagai tanda kebesaran Allah SWT. Kisah ini menunjukkan kekuasaan Allah SWT dan perlindungan-Nya kepada orang-orang yang beriman.
10. إذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
Bacaan Latin: ʾiż ʾawā-l-fityatu ʾilal-kahfi fa qālū rabbanā ʾātinā min ladunkā raḥmatan wa hayyiʾ lanā min ʾamrinā rašadā
Artinya: "(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."
Ayat ini menutup sepuluh ayat pertama dengan doa para pemuda penghuni gua. Doa ini menjadi contoh bagaimana memohon pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT dalam menghadapi cobaan.
Selain membaca sepuluh ayat pertama Surah Al-Kahfi, umat Islam juga dianjurkan untuk mengamalkan doa tertentu sebagai perlindungan dari fitnah Dajjal. Doa ini, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW dan dikutip dari sumber yang sama, dibaca setelah salat:
اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن شر فتنة المسيح الدجال
Bacaan Latin: Allāhumma ʾinnī ʾaʿūżu bika min ʿaẓābi ǧahannama wa min ʿaẓābil-qabri wa min fitnatil-maḥyā wal-mamāti, wa min šarri fitnatil-masīḥid-dajjal
Artinya: "Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal." (HR Muslim)
Doa ini merupakan permohonan perlindungan yang komprehensif, tidak hanya dari fitnah Dajjal, tetapi juga dari berbagai bentuk ujian dan cobaan lainnya di dunia dan akhirat. Pengamalan doa ini menunjukkan kesadaran akan kelemahan manusia dan pergantungan yang penuh kepada Allah SWT sebagai satu-satunya penyelamat.
Kesimpulannya, ancaman fitnah Dajjal merupakan realitas yang harus dihadapi umat Islam dengan persiapan spiritual yang matang. Membaca sepuluh ayat pertama Surah Al-Kahfi dan mengamalkan doa yang dianjurkan merupakan upaya konkret untuk memperkuat benteng pertahanan spiritual terhadap tipu daya Dajjal. Lebih dari itu, pengamalan ajaran Islam secara kaffah, peningkatan keimanan, dan perbaikan amal saleh merupakan kunci utama untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dan terhindar dari fitnah yang besar ini. Keimanan yang kokoh, diiringi dengan amalan saleh dan ketaatan kepada Allah SWT, adalah benteng pertahanan yang paling kuat menghadapi segala macam fitnah, termasuk fitnah Dajjal yang sangat dahsyat.