Palestina, tanah yang kaya akan sejarah dan spiritualitas, menyimpan tempat istimewa di hati umat Islam. Bukan sekadar lokasi geografis, Palestina menjadi saksi bisu perjalanan panjang peradaban Islam, terukir dalam sejarahnya sebagai tempat kelahiran sejumlah nabi ulung. Kehadiran para nabi di tanah ini menguatkan keyakinan umat akan kesucian dan signifikansi wilayah tersebut dalam ajaran agama. Lima di antara para nabi yang lahir di Palestina, menurut berbagai sumber keagamaan dan sejarah, adalah Nabi Isa AS, Nabi Yunus AS, Nabi Ismail AS, Nabi Daud AS, dan Nabi Ishaq AS. Kisah-kisah kehidupan mereka, yang sarat dengan mukjizat dan perjuangan, menawarkan renungan mendalam tentang iman, ketabahan, dan misi kenabian.
1. Nabi Isa Al-Masih AS: Kelahiran di Betlehem, Misi Pembaharuan
Nabi Isa AS, putra Maryam yang suci, lahir di Betlehem, sebuah kota dekat Baitul Maqdis (Yerusalem) di Palestina, pada masa pemerintahan Herodes. Kelahirannya, sebagaimana dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Maryam dan berbagai kitab suci lainnya, merupakan mukjizat ilahi. Maryam, seorang wanita shalihah yang terjaga kesuciannya, mengandung Nabi Isa AS tanpa campur tangan seorang suami. Kejadian ini menjadi bukti nyata kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya.
Buku Qashashul Anbiya karya Ibnu Katsir menyebutkan kelahiran Nabi Isa AS terjadi antara tahun 6 hingga 4 Sebelum Masehi (SM). Kehadirannya di dunia membawa misi suci untuk mengembalikan Bani Israil kepada jalan kebenaran, sesuai tuntunan Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa AS. Kisah kelahiran Nabi Isa AS yang penuh keajaiban, diikuti dengan kemampuannya berbicara sejak bayi untuk membela ibunya dari tuduhan masyarakat, menunjukkan betapa Allah SWT senantiasa melindungi dan membela para utusan-Nya. Kejadian ini juga menjadi bukti nyata kebenaran misi kenabian Nabi Isa AS. Buku Tanah yang Dijanjikan: Milik Siapakah? karya Zen Abdurrahman mengungkapkan detail lebih lanjut mengenai konteks sosial dan politik saat kelahiran Nabi Isa AS, menunjukkan bagaimana mukjizat ini terjadi di tengah masyarakat yang penuh dengan tantangan dan ketidakpercayaan.
2. Nabi Yunus AS: Dakwah, Taubat, dan Makam di Palestina
Nabi Yunus AS, dikenal dengan kisah perjuangannya berdakwah kepada penduduk Niniwe, juga dilahirkan di Gats Aifar, Palestina. Tafsir Al-Misbah karya M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa Nabi Yunus AS diutus Allah SWT untuk menyampaikan risalah-Nya kepada penduduk Niniwe sekitar tahun ke-8 SM. Namun, keengganan penduduk Niniwe untuk menerima dakwahnya membuat Nabi Yunus AS merasa kecewa dan meninggalkan mereka dalam keadaan marah.
Perjalanan Nabi Yunus AS kemudian berlanjut ke sebuah pelabuhan di Palestina, lalu ia melanjutkan perjalanan laut menuju kota Tasiyisy di sebelah barat Palestina. Di tengah perjalanan, badai dahsyat melanda kapal yang ditumpanginya. Dalam peristiwa yang penuh dramatis, Nabi Yunus AS melemparkan dirinya ke laut sebagai bentuk pengorbanan dan tawakkal kepada Allah SWT. Ia kemudian ditelan oleh seekor ikan paus, namun Allah SWT menyelamatkannya setelah Nabi Yunus AS bertaubat dan memohon ampun. Kisah ini menjadi simbol penting tentang pentingnya taubat dan pengampunan ilahi. Lebih dari itu, Nabi Yunus AS juga dimakamkan di Palestina, tepatnya di desa Jaljum, di antara Yerusalem dan Hebron, menunjukkan ikatan erat antara beliau dan tanah suci ini.
3. Nabi Ismail AS: Kelahiran di Bi’ru Sab’, Sumber Air Zamzam
Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS dan Siti Hajar, lahir di wilayah Bi’ru Sab’, Palestina. Buku Ibrahim: Bapak Para Nabi dan Kekasih Allah karya Ali Muhammad Ash-Shallabi menjelaskan kelahiran Nabi Ismail AS sebagai peristiwa penting dalam sejarah kenabian. Nabi Ibrahim AS, pada usia 86 tahun, dikaruniai anak yang kelak menjadi salah satu nabi ulung.
Sejak lahir, Nabi Ismail AS telah menunjukkan tanda-tanda kenabian. Salah satu mukjizat yang menyertainya adalah munculnya mata air Zamzam ketika ia menghentakkan kakinya saat masih bayi. Kisah ini bermula ketika Nabi Ibrahim AS, atas perintah Allah SWT, meninggalkan Nabi Ismail AS dan Siti Hajar di gurun pasir. Kehabisan persediaan air, Siti Hajar berjuang mencari air untuk anaknya yang kelaparan. Dalam keputusasaan, ia menemukan mata air Zamzam di tempat Nabi Ismail AS berbaring, sebuah mukjizat yang hingga kini terus mengalir dan menjadi sumber kehidupan bagi jutaan orang. Kisah ini menggambarkan kebesaran Allah SWT dan ketabahan Nabi Ismail AS dan ibunya dalam menghadapi cobaan. Nabi Ismail AS, yang diperkirakan lahir antara tahun 1911 hingga 1779 SM, dikenal sebagai sosok yang santun, saleh, dan taat kepada Allah SWT serta kedua orang tuanya.
4. Nabi Daud AS: Kepahlawanan dan Kekuasaan di Palestina
Nabi Daud AS, lahir dan tumbuh di Palestina, merupakan keturunan ke-13 dari Nabi Ibrahim AS. Buku Tafsir Qashasi Jilid III karya Syofyan Hadi menyebutkan bahwa Nabi Daud AS memiliki 12 saudara dan tinggal di kota Betlehem, Palestina. Kisah kepahlawanannya terukir dalam sejarah ketika ia melawan Jalut, raja Palestina yang kuat dan kejam.
Pada saat itu, Bani Israel dipimpin oleh Raja Thalut dan berperang melawan pasukan Palestina. Nabi Daud AS, meskipun masih muda dan belum berpengalaman dalam peperangan, ikut serta dalam pertempuran tersebut. Ia berani menghadapi tantangan Jalut untuk berduel, dan dengan pertolongan Allah SWT, ia berhasil mengalahkan dan membunuh Jalut. Keberanian dan keimanan Nabi Daud AS membawa kemenangan bagi Bani Israel. Sebagai imbalan atas jasanya, Nabi Daud AS diangkat menjadi menantu Raja Thalut dan dikawinkan dengan Mikyal, putri kerajaan. Ia juga diangkat menjadi penasehat dan orang kepercayaan Raja Thalut. Kisah Nabi Daud AS menunjukkan betapa keimanan dan keberanian dapat mengalahkan kekuatan fisik dan kekejaman.
5. Nabi Ishaq AS: Kelahiran yang Dinantikan, Simbol Berkah
Nabi Ishaq AS, lahir di daerah Kanaan, Palestina, merupakan anak yang dinantikan oleh Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah. Setelah sekian lama mendambakan keturunan, Allah SWT mengabulkan doa mereka dengan kelahiran Nabi Ishaq AS. Buku The Golden Stories of Ibrahim, Nabi Kekasih Allah karya Rizm Aizid menjelaskan betapa kelahiran Nabi Ishaq AS merupakan berkah dan jawaban atas doa-doa panjang Nabi Ibrahim AS dan Siti Sarah.
Nama Ishaq, yang dalam bahasa Yahudi berarti tertawa atau tersenyum, mencerminkan kegembiraan dan ketidakpercayaan Siti Sarah saat menerima kabar gembira dari malaikat Jibril tentang kehamilannya. Kelahiran Nabi Ishaq AS, 14 tahun setelah kelahiran Nabi Ismail AS, menambah kebahagiaan keluarga Nabi Ibrahim AS. Kisah ini menunjukkan kebesaran Allah SWT yang memperlihatkan kekuasaan-Nya melalui pengabulan doa dan karunia keturunan.
Palestina: Tanah Suci, Warisan Iman yang Tak Ternilai
Sebagai tanah kelahiran para nabi ini, Palestina memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam sejarah dan ajaran agama. Al-Qur’an sendiri menyebut Palestina sebagai tanah suci, seperti yang tercantum dalam Al-Ma’idah ayat 21. Keberadaan situs-situs suci seperti Masjidil Aqsa menguatkan signifikansi Palestina sebagai pusat spiritualitas bagi umat Islam. Kisah-kisah para nabi yang lahir dan hidup di Palestina menjadi warisan iman yang tak ternilai, menginspirasi generasi demi generasi untuk menjaga kesucian dan perdamaian di tanah suci ini. Pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan nilai-nilai spiritual Palestina sangat penting untuk menumbuhkan rasa kepedulian dan perdamaian di wilayah yang terus berjuang untuk kemerdekaan dan keadilan.