Jakarta, [Tanggal Publikasi] – Dalam khazanah ibadah Islam, sholat merupakan rukun Islam kedua dan pilar terpenting dalam kehidupan seorang muslim. Kewajiban menunaikan sholat fardhu ditegaskan Allah SWT dalam Al-Qur’an, di antaranya dalam surat Al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi: "اقِمِ الصَّلٰوةَ واٰتِ الزَّكٰوةَ وَرْكَعْ مَعَ الرَّاكِعِيْنَ" (Qimish-sholata wa atizzakata war ka’ ma’ar raaki’iin). Ayat ini secara eksplisit memerintahkan untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, dan rukuk bersama orang-orang yang rukuk. Kewajiban ini menjadi landasan bagi seluruh umat muslim untuk menjalankan sholat lima waktu, meliputi Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya. Artikel ini akan secara khusus membahas sholat Ashar, meliputi jumlah rakaat, waktu pelaksanaan, keutamaan, serta bacaan niat yang sah.
Sholat Ashar: Empat Rakaat yang Penuh Makna
Sholat Ashar, salah satu dari sholat fardhu lima waktu, terdiri dari empat rakaat. Hal ini telah menjadi kesepakatan ulama fiqih dari berbagai mazhab. Buku rujukan fiqih terkemuka, Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, secara jelas mengukuhkan jumlah rakaat sholat Ashar sebanyak empat rakaat. Struktur sholat ini mencakup dua kali tasyahud, yaitu tasyahud awal dan tasyahud akhir, yang menjadi bagian integral dari rangkaian gerakan dan bacaan sholat. Keempat rakaat ini bukan sekadar gerakan fisik, melainkan representasi dari penghambaan diri yang total kepada Allah SWT, sekaligus sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Waktu Pelaksanaan Sholat Ashar: Antara Bayang-Bayang dan Matahari Tenggelam
Waktu pelaksanaan sholat Ashar memiliki rentang yang cukup panjang, dimulai sejak bayang-bayang suatu benda mencapai panjang yang sama dengan benda aslinya hingga sebelum matahari terbenam. Secara umum, waktu ini dapat dipatok mulai sekitar pukul 15.00 hingga menjelang magrib, sekitar pukul 18.00. Namun, perlu diingat bahwa waktu ini bersifat relatif dan dapat bervariasi tergantung pada letak geografis. Penggunaan aplikasi penunjuk waktu sholat atau rujukan jadwal imsakiyah setempat sangat dianjurkan untuk memastikan ketepatan waktu.
Meskipun rentang waktu sholat Ashar relatif panjang, pelaksanaan sholat di awal waktu sangat dianjurkan. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menunaikan sholat fardhu di awal waktu, karena terdapat keutamaan dan keberkahan tersendiri. Oleh karena itu, mengerjakan sholat Ashar segera setelah adzan berkumandang merupakan tindakan yang lebih utama dan lebih dianjurkan. Menunda-nunda sholat hingga mendekati waktu magrib dapat mengurangi pahala dan keberkahan yang diperoleh.
Keutamaan Sholat Ashar: Pertemuan dengan Malaikat dan Perintah Rasulullah SAW
Sholat Ashar memiliki keutamaan yang luar biasa, sebagaimana tercantum dalam berbagai hadits shahih. Salah satu hadits yang menjelaskan keutamaan sholat Ashar diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, yang menyebutkan bahwa malaikat yang bertugas di siang hari dan malam hari akan bergantian menjaga manusia, dan mereka berkumpul pada waktu sholat Subuh dan Ashar. Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya waktu sholat Subuh dan Ashar, karena pada waktu tersebut malaikat akan melaporkan amal perbuatan manusia kepada Allah SWT.
Dalam riwayat lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Jabir, Rasulullah SAW bersabda tentang pentingnya menjaga sholat Subuh dan Ashar. Beliau mengaitkannya dengan kemudahan untuk melihat Allah SWT kelak di akhirat. Hadits ini menekankan pentingnya menjaga konsistensi dalam menunaikan sholat Subuh dan Ashar, sebagai bentuk ketaatan dan kedekatan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW juga mengaitkan hal ini dengan ayat Al-Qur’an surat Qaf ayat 39: "سبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلٰى الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّىٰ وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدٰى وَالَّذِيْ اَخْرَجَ الْمَرْعٰى فَجَعَلَهٗ غُثَاءً اَحْوٰى فَسَوْفَ تَرٰى الْيَوْمَ مَنْ يُّنْسٰى وَسَوْفَ تَرٰى مَنْ يُّقَرَّبُ فَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖ فَسَوْفَ يُحَاسَبُ حِسَابًا يَسِيْرًا وَيَنْقَلِبُ اِلٰى اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًا وَاَمَّا مَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ وَرَۤاءَ ظَهْرِهٖ فَسَوْفَ يَدْعُوْ ثُبُوْرًا وَيَصْلٰى سَعِيْرًا اِنَّهٗ كَانَ فِيْ اَهْلِهٖ مَسْرُوْرًا اِنَّهٗ ظَنَّ اَنْ لَّنْ يُّنْقَلِبَ * بَلٰى اِنَّ رَبَّهٗ كَانَ بِهٖ بَصِيْرًا" (Subbiḥ isma rabbikal a’la…dst). Ayat ini menekankan pentingnya berdzikir dan memuji Allah SWT di pagi dan sore hari, yang selaras dengan anjuran untuk menunaikan sholat Subuh dan Ashar.
Imam Syafi’i, salah satu imam mazhab yang berpengaruh, juga memberikan fatwa yang menganjurkan untuk menunaikan sholat Ashar di awal waktu. Beliau tidak menyukai penundaan sholat Ashar, sebagaimana tertuang dalam Fatwa-Fatwa Imam Asy-Syafi’i karya Asmaji Muchtar. Meskipun Imam Syafi’i memberikan toleransi terhadap penundaan, tetapi beliau tetap menekankan keutamaan melaksanakan sholat Ashar di awal waktu.
Bacaan Niat Sholat Ashar: Keikhlasan yang Menentukan Kesahan
Sebelum melaksanakan sholat Ashar, niat merupakan unsur yang sangat penting dan menentukan kesahan sholat. Niat harus diucapkan dalam hati dengan penuh keikhlasan, menunjukkan kesungguhan untuk menunaikan sholat Ashar karena Allah SWT. Berikut beberapa contoh bacaan niat sholat Ashar, yang dikutip dari Buku Panduan Sholat Lengkap karya Saiful Hadi El Sutha:
-
Niat Sholat Ashar Sendiri (Munfarid):
Arab: أُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an lillahi ta’aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat, sebagai ibadah karena Allah Ta’ala." -
Niat Sholat Ashar Berjamaah sebagai Imam:
Arab: أُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً إِمَامًا لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an imaaman lillahi ta’aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat, sebagai imam karena Allah Ta’ala." -
Niat Sholat Ashar Berjamaah sebagai Makmum:
Arab: أُصَلِّي فَرْضَ الْعَصْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً مَأْمُومًا لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Ushalli fardhal ‘ashri arba’a raka’aatin mustaqbilal qiblati adaa-an ma’muuman lillahi ta’aala.
Artinya: "Aku niat sholat fardhu Ashar empat rakaat menghadap kiblat, sebagai makmum karena Allah Ta’ala."
Ketiga bacaan niat di atas memiliki inti yang sama, yaitu niat untuk menunaikan sholat Ashar empat rakaat dengan menghadap kiblat sebagai ibadah kepada Allah SWT. Perbedaannya terletak pada status pelaksana sholat, apakah sebagai munfarid (sendiri), imam, atau makmum. Yang terpenting adalah keikhlasan niat dalam hati, karena kesempurnaan sholat terletak pada keikhlasan dan ketaatan kepada Allah SWT.
Semoga penjelasan mengenai sholat Ashar ini bermanfaat bagi seluruh pembaca. Semoga kita senantiasa istiqomah dalam menjalankan sholat dan seluruh ibadah lainnya, serta mendapatkan ridho dan ampunan dari Allah SWT.