Surat Ali Imran, surah Madaniyah yang menempati urutan ketiga dalam Al-Qur’an, menyimpan pesan-pesan universal yang relevan hingga kini. Salah satu ayatnya, ayat ke-104, menjadi sorotan karena mengandung perintah Allah SWT yang tegas dan penuh makna bagi umat Islam. Ayat ini bukan sekadar himbauan, melainkan sebuah tuntutan moral yang mendorong setiap Muslim untuk menjadi agen kebaikan di tengah masyarakat.
Bacaan Arab, Latin, dan Arti Ayat 104:
Berikut bacaan Surat Ali Imran ayat 104 dalam bahasa Arab, Latin, dan terjemahannya:
Arab:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Latin:
Waltakum mingkum ummatuy yad’Atilde;ƒÂ»na ilal-khairi wa ya’murAtilde;ƒÂ»na bil-ma’rûfi wa yan-hauna ‘anil-mungkar, wa ulâ’ika humul-mufliÙ¸«Ã»n
Arti:
"Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Tafsir Surat Ali Imran Ayat 104:
Ayat ini dengan tegas memerintahkan umat Islam untuk menjadi "umat yang menyeru kepada kebajikan". Perintah ini bukan hanya ditujukan kepada para dai atau ulama, melainkan kepada seluruh Muslim. Setiap individu memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan kebaikan, baik melalui perkataan maupun perbuatan.
Makna "Al-Khairi" (Kebaikan):
Menurut Tafsir Kemenag RI, "Al-Khairi" yang dimaksud dalam ayat ini adalah Islam itu sendiri. Menyeru kepada kebaikan berarti mengajak manusia untuk memeluk Islam, memahami ajarannya, dan mengamalkannya. Islam adalah jalan hidup yang sempurna, yang membawa manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.
Makna "Al-Ma’ruf" (Perbuatan yang Makruf) dan "Al-Mungkar" (Perbuatan yang Mungkar):
"Al-Ma’ruf" merujuk pada perbuatan baik, akhlak mulia, dan segala sesuatu yang diridhoi Allah SWT. "Al-Mungkar" sebaliknya, mencakup perbuatan buruk, kemaksiatan, dan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT.
Pentingnya Dakwah dan Peringatan:
Ayat ini menekankan pentingnya kehadiran segolongan umat Islam yang aktif dalam berdakwah. Mereka berperan sebagai "penjaga" agar umat Islam tidak terjerumus dalam perpecahan atau penyimpangan dari ajaran agama. Dakwah tidak hanya mengajak orang untuk berbuat baik, tetapi juga untuk mencegah keburukan dan kemaksiatan.
Persatuan dan Kekuatan:
Kemenangan dalam perjuangan, baik di dunia maupun akhirat, hanya bisa dicapai dengan persatuan. Persatuan yang kuat terwujud dengan menanamkan sifat-sifat keutamaan, yang pada akhirnya melahirkan kekuatan besar. Kekuatan ini hanya bisa dicapai jika agama tetap terpelihara melalui dakwah.
Kewajiban Menggiatkan Dakwah:
Kewajiban pertama umat Islam adalah menggiatkan dakwah agar agama tetap berkembang dengan baik dan sempurna. Melalui dakwah, tercapailah kebajikan, persatuan, dan kekuatan untuk mencapai kemenangan.
Kesadaran Beragama:
Imam Nawawi dalam Kitab Tafsir Al-Azhar mengemukakan pendapat ahli tafsir yang menyatakan bahwa "Al-Khairi" dalam ayat ini juga merujuk pada kesadaran beragama. Kesadaran beragama ini membedakan antara yang baik dan buruk, serta yang ma’ruf dan yang mungkar. Kesadaran ini mendorong seseorang untuk mengamalkan dan memperjuangkan kebaikan serta menentang keburukan.
Pentingnya Menumbuhkan Kesadaran Beragama:
Dalam melakukan dakwah, penting untuk menumbuhkan kesadaran beragama terlebih dahulu. Dakwah yang hanya menekankan pada hukum halal dan haram tanpa membangun kesadaran agama akan sia-sia. Hal ini seperti memberikan talak kepada istri orang lain yang bukan haknya.
Hadits Rasulullah SAW tentang Mengubah Kemungkaran:
Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa antara kamu yang melihat sesuatu yang mungkar, hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak sanggup (dengan tangan), hendaklah dia mengubahnya dengan lidahnya. Jika dia tidak sanggup (dengan lidah), hendaklah dia mengubahnya dengan hatinya. Dan yang demikian (dengan hati) adalah selemah-lemah iman." (HR. Muslim)
Implementasi Surat Ali Imran Ayat 104 dalam Kehidupan Sehari-hari:
Ayat ini memberikan panduan praktis bagi umat Islam untuk menjadi agen kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh implementasinya:
- Menyeru kepada Kebaikan:
- Mengajak teman dan keluarga untuk menjalankan shalat, membaca Al-Qur’an, dan beribadah kepada Allah SWT.
- Berbagi ilmu agama dan pengetahuan yang bermanfaat kepada orang lain.
- Membantu orang yang membutuhkan dan menolong mereka yang tertimpa kesulitan.
- Menyuruh (Berbuat) yang Makruf:
- Menunjukkan perilaku yang baik dan terpuji, seperti jujur, amanah, dan santun.
- Menasihati orang yang melakukan kesalahan dengan cara yang baik dan bijaksana.
- Membangun hubungan yang harmonis dengan sesama dan menjaga kerukunan antar umat beragama.
- Mencegah dari yang Mungkar:
- Menentang segala bentuk kemaksiatan, seperti zina, judi, minuman keras, dan narkoba.
- Melaporkan tindakan kriminal dan pelanggaran hukum kepada pihak berwenang.
- Menolak dan mengkritik segala bentuk ketidakadilan dan penindasan.
Kesimpulan:
Surat Ali Imran ayat 104 merupakan seruan bagi umat Islam untuk menjadi "umat yang beruntung" dengan cara menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Ayat ini bukan hanya tentang dakwah formal, melainkan tentang tanggung jawab moral setiap Muslim untuk menyebarkan kebaikan dan mencegah keburukan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan mengimplementasikan pesan ayat ini, umat Islam dapat membangun masyarakat yang adil, berakhlak mulia, dan sejahtera.