Riyadh, Arab Saudi – Dalam sebuah langkah yang menegaskan solidaritas dan tekad bersama, para pemimpin negara-negara Arab dan Islam menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa di Riyadh, Arab Saudi, pada Minggu (10 November 2024). Pertemuan darurat ini diprakarsai sebagai respons atas eskalasi agresi brutal Israel di Jalur Gaza dan Lebanon yang telah menewaskan ribuan warga sipil dan memicu krisis kemanusiaan yang meluas.
Hasil KTT, yang diumumkan oleh kantor berita Arab Saudi, SPA, pada Senin (11 November 2024), menghasilkan 38 poin resolusi yang secara tegas mengecam tindakan Israel dan menegaskan komitmen kolektif untuk melawan agresi tersebut.
Perlawanan Terhadap Agresi Israel:
Poin pertama resolusi KTT secara eksplisit menyatakan penolakan keras terhadap agresi brutal Israel di Jalur Gaza dan Lebanon. Negara-negara Arab-Islam menegaskan kembali resolusi yang dikeluarkan oleh KTT Gabungan Luar Biasa Pertama di Riyadh pada November 2023, yang menyerukan perlawanan kuat terhadap tindakan Israel.
"Kami memutuskan: 1. Untuk menegaskan resolusi yang dikeluarkan oleh KTT Gabungan Luar Biasa Pertama di kota Riyadh pada bulan November 2023, untuk memperbarui perlawanan kuat kita terhadap agresi brutal Israel di Jalur Gaza dan Lebanon," demikian bunyi putusan poin pertama resolusi.
Memperjuangkan Kemanusiaan:
KTT juga menekankan komitmen untuk mengakhiri dampak kejahatan kemanusiaan yang menimpa warga sipil di Gaza dan Lebanon, termasuk anak-anak, perempuan, orang tua, dan mereka yang tidak bersenjata. Negara-negara Arab-Islam berkomitmen untuk bekerja sama dengan komunitas internasional untuk mengakhiri pelanggaran serius Israel terhadap hukum internasional dan hukum humaniter internasional, yang mengancam perdamaian dan stabilitas regional.
"Menegaskan kembali resolusi KTT Arab ke-33, yang diadakan di Kerajaan Bahrain pada bulan Mei 2024, dan KTT Islam ke-15, yang diadakan di Republik Gambia pada bulan Mei 2024," lanjut putusan tersebut.
Eskalasi Agresi dan Konsekuensinya:
KTT menyoroti eskalasi agresi Israel yang telah berlangsung lebih dari satu tahun di Jalur Gaza dan meluas hingga Lebanon. Pelanggaran kedaulatan juga terjadi di Republik Irak, Republik Suriah, dan Republik Islam Iran.
Laporan otoritas kesehatan di Gaza, seperti yang dilansir WAFA, menunjukkan bahwa korban tewas akibat agresi Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 mencapai 43.603 orang, sementara 102.929 orang lainnya mengalami luka-luka.
Tanggapan Internasional dan Peran Indonesia:
KTT ini menjadi bukti keprihatinan internasional terhadap situasi di Gaza dan Lebanon. Para pemimpin negara-negara Arab dan Islam berkumpul di Riyadh atas permintaan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Pangeran Mohammed bin Salman (MBS).
Indonesia, sebagai salah satu negara yang hadir dalam forum tersebut, mengirimkan Wakil Menteri Luar Negeri M. Anis Matta sebagai utusan Presiden RI dan delegasi Indonesia. Indonesia menyampaikan dukungannya terhadap Palestina dan menyerukan penghentian agresi Israel.
Kesimpulan:
KTT Luar Biasa Negara-negara Arab dan Islam di Riyadh merupakan langkah penting dalam menyatukan suara internasional untuk melawan agresi brutal Israel di Gaza dan Lebanon. Resolusi yang dihasilkan KTT ini menegaskan kembali komitmen kolektif untuk melindungi warga sipil, mengakhiri pelanggaran hukum internasional, dan mendorong perdamaian di kawasan.
Keberhasilan KTT ini diharapkan dapat memberikan tekanan internasional yang lebih kuat kepada Israel untuk menghentikan agresi dan membuka jalan menuju solusi damai yang adil dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina.