Nabi Sulaiman AS, putra Nabi Daud AS, merupakan salah satu nabi yang dianugerahi keistimewaan luar biasa oleh Allah SWT. Tak hanya dilimpahkan tahta kerajaan dan kekuasaan, beliau juga dikaruniai mukjizat-mukjizat yang menakjubkan. Namun, Nabi Sulaiman AS tidak menggunakan kerajaan dan kekuasaannya untuk kesombongan, kekejaman, atau tindakan sewenang-wenang.
Seperti yang diungkapkan dalam buku "Sulaiman: Raja Segala Makhluk" karya Human Hasan Yusuf, kekuasaan dan kerajaan yang dimiliki Nabi Sulaiman AS semata-mata bertujuan untuk menyebarkan agama Allah SWT dan membawa kemakmuran bagi umat manusia di bawah naungan-Nya. Kerajaan tersebut bukan untuk tujuan duniawi, melainkan sebagai sarana untuk memperlihatkan nikmat Allah SWT, mengingat-Nya, dan menyeru untuk beribadah kepada-Nya.
Ketaatan Nabi Sulaiman AS kepada Allah SWT membuatnya dianugerahi keistimewaan yang berlimpah. Berikut adalah tiga mukjizat Nabi Sulaiman AS yang Allah SWT anugerahkan khusus untuknya, dirangkum dari Qashash Al-Anbiya Ibnu Katsir:
1. Menguasai Bahasa Hewan: Rahasia Alam yang Terkuak
Salah satu mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuannya memahami bahasa hewan. Kisah ini diabadikan dalam Al-Quran, tepatnya dalam surah An-Naml ayat 18. Saat Nabi Sulaiman AS dan pasukannya melewati lembah semut, seekor semut bernama Jarsa dari kabilah Bani Syaishaban memberikan peringatan kepada pasukannya agar tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman AS dan pasukannya.
Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 18:
"Hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, "Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya."
Peristiwa ini terjadi saat Nabi Sulaiman AS memimpin parade militer dengan menunggangi kendaraan, yang diikuti oleh pasukan berkuda. Kemampuan Nabi Sulaiman AS dalam memahami bahasa semut ini merupakan bukti nyata mukjizat yang Allah SWT berikan kepadanya secara khusus.
Yang menarik, Nabi Sulaiman AS tidak hanya sekadar memahami bahasa hewan, tetapi juga dapat menangkap makna dari percakapan semut tersebut. Beliau tersenyum gembira melihat hal ini sebagai wujud syukur atas ilmu istimewa yang Allah SWT karuniakan kepadanya.
2. Ditundukkannya Angin sebagai Kendaraan: Melintasi Jarak dengan Cepat
Mukjizat selanjutnya yang Allah SWT anugerahkan kepada Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan angin sebagai kendaraannya. Mukjizat ini diberikan setelah beliau meninggalkan kuda-kudanya demi mencari rida Allah SWT. Sebagai gantinya, Allah SWT memberikan sarana transportasi yang jauh lebih cepat, lebih kuat, lebih besar, dan tidak menguras tenaga dalam penggunaannya.
Mukjizat Nabi Sulaiman AS ini diabadikan dalam firman Allah SWT surah Sad ayat 36:
"Maka, Kami menundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki."
Nabi Sulaiman AS memiliki hamparan yang terbuat dari papan, untuk menyimpan apa pun yang diperlukan, mulai dari rumah, istana, tenda, perabotan, kuda, unta, alat-alat berat, pasukan dari golongan manusia dan jin, hewan, dan juga burung.
Ketika Nabi Sulaiman AS hendak bepergian, rekreasi, atau menghadapi perang melawan raja, maupun musuh di negeri mana pun yang dikehendaki Allah SWT, beliau membawa semua itu di atas hamparan papan lebar tersebut, lalu beliau memerintahkan angin untuk membawanya terbang. Angin pun dengan cepat menyelinap ke bawah papan dan mengangkatnya ke udara.
Setelah berada di atas langit, Nabi Sulaiman AS memerintahkan angin untuk terbang membawanya dengan cepat, lalu meletakkannya di tempat mana pun seperti yang ia kehendaki. Seperti ketika Nabi Sulaiman AS pergi pada pagi hari dari Baitul Maqdis, angin tersebut membawanya terbang hingga ke Istakhar. Jarak yang jika ditempuh melalui perjalanan darat akan memakan waktu satu bulan.
3. Ditundukkannya Bangsa Jin untuk Bekerja: Kekuatan yang Tak Terbatas
Mukjizat terakhir dari tiga mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan dan memerintah bangsa jin. Berdasarkan firman Allah SWT, bangsa jin diperintahkan untuk bekerja di bawah kekuasaan Nabi Sulaiman AS dengan tanpa lelah, dan mereka tidak menyimpang dari ketaatan. Jika di antara mereka menyimpang dari perintahnya, ia akan disiksa dan dihukum.
Allah SWT berfirman dalam surah Saba ayat 12-13:
"Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi," yaitu tempat-tempat yang baik dan bagian-bagian depan majelis, "Patung-patung," yaitu gambar-gambar di dinding. Ini dibolehkan dalam syariat dan agama mereka, "Piring-piring yang (besarnya) seperti kolam."
Bangsa jin bekerja untuk Nabi Sulaiman AS dengan penuh dedikasi, membangun gedung-gedung tinggi, patung-patung, dan piring-piring yang besar. Mereka menjalankan tugas mereka dengan sempurna, menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas.
Pelajaran dari Mukjizat Nabi Sulaiman AS: Ketaatan dan Keberkahan
Tiga mukjizat Nabi Sulaiman AS ini bukan hanya sekadar kisah menakjubkan, tetapi juga mengandung pelajaran berharga bagi umat manusia.
- Ketaatan kepada Allah SWT: Mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada Nabi Sulaiman AS merupakan bukti nyata dari kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya yang taat. Ketaatan Nabi Sulaiman AS kepada Allah SWT membuatnya dianugerahi kekuasaan dan keistimewaan yang luar biasa.
- Kekuasaan Allah SWT yang Tak Terbatas: Mukjizat Nabi Sulaiman AS menunjukkan kekuasaan Allah SWT yang tak terbatas. Allah SWT mampu menundukkan alam semesta, termasuk angin, hewan, dan bahkan bangsa jin, untuk melayani hamba-Nya yang taat.
- Manfaatkan Kekuasaan untuk Kebaikan: Nabi Sulaiman AS tidak menggunakan kekuasaannya untuk kesombongan atau kekejaman. Beliau menggunakannya untuk menyebarkan agama Allah SWT dan membawa kemakmuran bagi umat manusia.
Kisah Nabi Sulaiman AS mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan keistimewaan yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah SWT. Kita harus menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab, serta selalu mengingat bahwa Allah SWT-lah yang Maha Kuasa dan Maha Pemurah.