Jakarta – Dalam ajaran Islam, iman kepada kitab-kitab Allah SWT merupakan salah satu dari enam rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim. Iman ini berarti percaya dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan firman-Nya kepada para rasul melalui wahyu tanpa campur tangan makhluk, baik nabi maupun malaikat. Kitab-kitab suci ini menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, mengatur tata cara ibadah, dan menjauhi larangan-Nya. Setiap kitab yang diturunkan memiliki tujuan mulia: membimbing manusia agar senantiasa berada di jalan yang lurus dan mendapat rida-Nya.
Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 2 menegaskan bahwa Al-Qur’an, kitab suci terakhir, adalah petunjuk yang tiada keraguan bagi orang-orang yang bertakwa:
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa."
Mengutip buku "Hadits Jibril" karya Kholilurrohman, jumlah kitab Allah SWT yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul mencapai 104 kitab. Dari jumlah tersebut, 50 kitab diberikan kepada Nabi Syits AS, putra Nabi Adam AS yang ditunjuk sebagai nabi setelah wafatnya Nabi Adam AS. Allah SWT kemudian menurunkan 30 kitab kepada Nabi Idris AS, dan 10 kitab kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Musa AS menerima 10 kitab sebelum diturunkannya Taurat, sementara kitab Taurat sendiri diberikan kepadanya kemudian. Nabi Daud AS mendapatkan kitab Zabur, Nabi Isa AS menerima Injil, dan kitab terakhir, Al-Quran, diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir.
Selain kitab-kitab utama, terdapat nabi yang hanya menerima ash-Shuhuf, atau lembaran-lembaran wahyu, yang merupakan wahyu Allah SWT dalam bentuk yang lebih ringkas. Wahb bin Munabbih, seorang ulama dari kalangan Yahudi yang memeluk Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, menyebutkan bahwa ia pernah membaca 70 kitab dari kitab-kitab yang diturunkan Allah SWT.
Penjelasan mengenai jumlah kitab ini juga terdapat dalam hadits dari Abu Dzar ra. yang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang jumlah kitab Allah SWT yang diturunkan. Rasulullah SAW menjelaskan:
"Ada 104 kitab. Diturunkan kepada Nabi Syits 50 suhuf, diturunkan kepada Nabi Idris 30 suhuf, diturunkan kepada Nabi Ibrahim 10 suhuf, diturunkan kepada Nabi Musa sebelum taurat 10 suhuf. Allah SWT juga menurunkan Taurat, Injil, dan Al Quran." (HR Ibnu Hibban)
Kitab-kitab Utama Allah SWT yang Wajib Diimani
Berikut adalah penjelasan 4 kitab Allah SWT yang paling utama, dikutip dari buku "Akidah Akhlak Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV" yang disusun oleh Fida’ Abdilah dkk.:
1. Kitab Zabur
Kitab Zabur adalah kitab Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Daud AS, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Isra ayat 55:
"Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang di langit dan di bumi. Sungguh, Kami telah melebihkan sebagian Nabi-Nabi atas sebagian (yang lain) dan Kami anugerahkan Zabur kepada Daud."
Nabi Daud AS tidak hanya dikenal sebagai seorang rasul, tetapi juga sebagai raja yang memimpin Bani Israil. Di bawah kepemimpinannya, Bani Israil mencapai masa keemasan mereka. Nabi Daud AS memiliki peran penting dalam membimbing kaumnya untuk menyembah Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Kitab Zabur berisi petunjuk dan wahyu dari Allah SWT, yang menjadi panduan dalam kehidupan umat Nabi Daud AS.
2. Kitab Taurat
Kitab Taurat adalah salah satu kitab Allah SWT yang wajib diimani oleh umat Islam, diturunkan kepada Nabi Musa AS. Kata "Taurat" berasal dari bahasa Ibrani, yang bermakna syariat atau aturan. Taurat mengandung perintah-perintah serta pedoman hidup yang diwahyukan Allah SWT untuk umat Nabi Musa AS dan kaum Bani Israil.
Kitab Taurat mengandung ajaran utama yang mencakup beberapa hal penting bagi umat Nabi Musa AS. Ajaran tersebut menegaskan keyakinan kepada Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan melarang penyembahan berhala. Selain itu, Taurat juga memuat berbagai hukum agama yang menjadi pedoman bagi kehidupan umatnya. Tak hanya itu, kitab ini juga menyampaikan kabar tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir yang akan membawa risalah penyempurna bagi seluruh umat manusia.
Allah SWT menjelaskan dalam Surah Al-Ma’idah ayat 44 bahwa Taurat membawa petunjuk dan cahaya:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkan Taurat. Di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Dengannya para nabi, yang berserah diri (kepada Allah), memberi putusan atas perkara orang Yahudi. Demikian pula para rabi dan ulama-ulama mereka (juga memberi putusan) sebab mereka diperintahkan (oleh Allah untuk) menjaga kitab Allah dan mereka merupakan saksi-saksi terhadapnya. Oleh karena itu, janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang murah. Siapa yang tidak memutuskan (suatu urusan) menurut ketentuan yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir."
Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum Yahudi kala itu, bahkan para nabi menggunakan Taurat sebagai dasar dalam memutuskan perkara. Taurat adalah penerang bagi kaum Yahudi, hingga Allah SWT akhirnya menurunkan Al-Qur’an sebagai penyempurna kitab sebelumnya.
3. Kitab Injil
Kitab Injil adalah salah satu kitab Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Isa AS. Kata "Injil" berasal dari bahasa Yunani yang berarti al-Bisyârah atau kabar gembira. Umat Islam diwajibkan untuk mengimani kitab Injil ini, sebagai bagian dari keyakinan kepada kitab-kitab Allah SWT yang diturunkan sebelumnya, seperti Taurat, Zabur, dan Al-Qur’an. Kitab Injil menjadi pedoman bagi Nabi Isa AS untuk menyebarkan ajaran tauhid atau keyakinan terhadap keesaan Allah SWT.
Kitab Injil berfungsi untuk menegaskan kebenaran ajaran yang terdapat dalam kitab-kitab sebelumnya, yakni Taurat dan Zabur. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an, Surah Al-Ma’idah ayat 46, yang menyebutkan bahwa Injil mengandung petunjuk dan cahaya, serta mengonfirmasi kebenaran dari kitab sebelumnya, khususnya Taurat:
"Kami meneruskan jejak mereka (para nabi Bani Israil) dengan (mengutus) Isa putra Maryam yang membenarkan apa (kitab suci) yang sebelumnya, yaitu Taurat. Kami menurunkan Injil kepadanya (yang) di dalamnya terdapat petunjuk dan cahaya; yang membenarkan kitab suci yang sebelumnya, yaitu Taurat; dan menjadi petunjuk serta pengajaran bagi orang-orang yang bertakwa."
4. Kitab Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah kitab Allah SWT suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadi pedoman hukum dan dasar kehidupan bagi umat Islam. Sebagai wahyu terakhir, Al-Qur’an melengkapi ajaran-ajaran sebelumnya yang terkandung dalam kitab-kitab seperti Taurat, Zabur, dan Injil. Nabi Muhammad SAW adalah nabi penutup, sehingga tidak ada lagi kitab yang akan diturunkan setelah Al-Qur’an. Setiap klaim adanya kitab baru dianggap sebagai palsu. Al-Qur’an ini berisi pokok-pokok akidah, syariat, dan akhlak, yang memberikan petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Secara bahasa, Al-Qur’an berarti "bacaan" dan berasal dari kata Arab "qara’a" yang berarti membaca. Diturunkan pada tanggal 17 Ramadan di Gua Hira saat Nabi Muhammad SAW berusia 40 tahun, momen ini dikenang sebagai Nuzulul Qur’an. Malaikat Jibril menampakkan diri sebagai manusia dan menyampaikan wahyu pertama berupa Surah Al-‘Alaq ayat 1-5.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang sampai sekarang tidak mengalami perubahan isinya. Hal ini dikarenakan Allah SWT menjamin keaslian dan kemurnian Al-Qur’an. Allah SWT telah berjanji untuk menjaga dan melindungi Al-Qur’an dari segala bentuk perubahan dan pemalsuan yang mungkin dilakukan oleh makhluk-Nya.
Hal ini menjadi pembeda Al-Qur’an dengan kitab-kitab Allah SWT lainnya, yang tidak terlindungi dari berbagai perubahan atau pemalsuan yang pernah dilakukan oleh tokoh-tokoh agama Yahudi dan Nasrani. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Saiful Hadi El Sutha dalam Buku "Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunah)".
Al-Qur’an diturunkan secara bertahap selama 23 tahun, meliputi 30 juz, 114 surah, dan 6.666 ayat, terbagi antara Makkah dan Madinah. Surah-surah yang diturunkan di Makkah disebut surah Makkiyah, sementara yang diturunkan di Madinah disebut surah Madaniyyah.
Kesimpulan
Kitab-kitab suci Allah SWT merupakan wahyu ilahi yang menjadi pedoman hidup bagi umat manusia. Keempat kitab utama, Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an, memiliki peran penting dalam membimbing manusia menuju jalan yang lurus dan mendapatkan rida-Nya. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT merupakan salah satu rukun iman yang wajib diyakini oleh setiap Muslim.
Sebagai umat Islam, kita diwajibkan untuk mengimani keempat kitab suci tersebut dan memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam kitab-kitab suci, kita dapat menjalani kehidupan yang bermakna dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.