Jakarta – Wacana tentang perang dunia ketiga kembali mencuat di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global. Banyak yang mengaitkan konflik antar negara saat ini dengan Al Malhamah Al Kubra, pertempuran besar yang diprediksi terjadi sebelum kedatangan Imam Mahdi, salah satu tanda kiamat. Pertanyaan pun muncul: Apakah perang dunia ketiga bisa dianggap sebagai tanda kiamat?
Buya Yahya, ulama terkemuka, memberikan penafsiran yang bijaksana. Beliau menegaskan bahwa meskipun perang bisa terjadi kapan saja, tidak tepat untuk langsung mengaitkannya dengan kiamat atau Al Malhamah Al Kubra. "Jangan menghubungkan kejadian hari ini dengan ayat. Kalau menduga, mungkin iya tapi jangan dipastikan ‘oh itu ayat ini-ini’. Mengilmiah-ilmiahkan, menghubung-hubungkan tapi kita bukan ahlinya itu bermasalah," ujar Buya Yahya dalam kanal YouTube-nya.
Buya Yahya mengingatkan bahwa tidak semua peristiwa bisa dikaitkan dengan hari kiamat. Ada banyak tanda kiamat besar lainnya yang tercantum dalam hadits dan kitab suci, seperti:
- Keluarnya Dajjal: Makhluk jahat yang akan menyesatkan manusia dengan kekuatan sihirnya.
- Keluarnya Ya’juj wa Ma’juj: Suku bangsa yang akan muncul dari balik tembok dan menghancurkan bumi.
- Hadirnya Imam Mahdi: Pemimpin adil yang akan muncul untuk menegakkan keadilan di bumi.
- Hilangnya Mushaf Al-Quran: Al-Quran akan hilang dari muka bumi.
- Penghancuran Ka’bah: Baitullah akan dihancurkan.
- Munculnya Dabbah: Binatang yang dapat berbicara dan akan menandai dekatnya kiamat.
- Terbitnya Matahari dari Barat: Matahari akan terbit dari arah barat.
- Keluarnya Dukhan: Asap tebal yang akan menyelimuti bumi.
- Terjadinya Tiga Gerhana: Gerhana matahari dan bulan yang terjadi secara berturut-turut.
- Keluarnya Api dari Yaman yang menggiring manusia ke Syam: Api yang akan muncul dari Yaman dan membakar manusia menuju Syam.
Al Malhamah Al Kubra, pertempuran besar yang diprediksi terjadi sebelum kedatangan Dajjal, dijelaskan dalam berbagai sumber Islam. Perang ini melibatkan 960.000 pasukan, di mana kaum muslimin akan bertempur melawan pasukan Romawi. Dalam perang ini, kaum muslimin diprediksi akan meraih kemenangan dan merebut Konstantinopel.
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Daud menggambarkan gambaran Al Malhamah Al Kubra:
"Ramainya Baitul Maqdis adalah tanda kehancuran kota Madinah, hancurnya kota Madinah adalah tanda terjadinya peperangan besar, terjadinya peperangan besar adalah tanda dari pembukaan kota Konstantinopel, dan pembukaan kota Konstantinopel adalah tanda keluarnya Dajjal."
Hadits ini menunjukkan bahwa Al Malhamah Al Kubra merupakan bagian dari rangkaian peristiwa besar yang akan terjadi menjelang kiamat.
Buku "Ensiklopedia Kiamat" oleh Tim GIP dan "Kemunculan Dajjal & Imam Mahdi Semakin Dekat" oleh Ust Khalilurrahman El-Mahfani memberikan detail tentang Al Malhamah Al Kubra. Keduanya menggambarkan perang ini sebagai pertempuran sengit yang melibatkan pasukan besar dari kedua belah pihak. Namun, perang ini tidak akan menggunakan senjata canggih, melainkan pedang, tombak, dan senjata tradisional seperti yang digunakan pada abad pertengahan.
Imam Mahdi diprediksi akan memimpin pasukan kaum muslimin, sementara pasukan Romawi akan dipimpin oleh seorang panglima yang didukung oleh kaki tangan Dajjal. Hadits riwayat Muslim menyebutkan bahwa Al Malhamah Al Kubra akan berlangsung selama empat hari berturut-turut. Sepertiga kaum muslimin akan melarikan diri, sepertiga lagi akan gugur syahid, dan sisanya akan meraih kemenangan.
Pusat kekuatan kaum muslimin dalam perang ini diprediksi berada di Damaskus, di sebuah tempat bernama al-Ghauthah. Mereka akan menjadi pasukan terbaik di muka bumi dan Allah SWT akan memenangkan mereka atas bangsa Romawi.
Jumlah korban yang berjatuhan dalam Al Malhamah Al Kubra diprediksi sangat besar. Beberapa sumber menyebutkan perbandingan korban mencapai 5 juta: 100. Namun, angka ini masih menjadi perdebatan dan berbeda-beda antara satu sumber dan lainnya.
Melihat gambaran Al Malhamah Al Kubra yang tertuang dalam hadits dan berbagai sumber Islam, perang dunia ketiga tidak bisa serta merta dianggap sebagai tanda kiamat. Perang dunia ketiga mungkin memiliki kesamaan dengan Al Malhamah Al Kubra dalam hal skala dan kehancuran, namun tidak ada bukti yang kuat untuk mengaitkannya secara langsung dengan tanda kiamat.
Tugas umat muslim adalah meyakini datangnya hari kiamat dan tidak mengaitkan satu kejadian dengan hari akhir tersebut. Kita harus fokus pada peningkatan keimanan dan amal saleh, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi hari akhir dengan sebaik-baiknya.
Penting untuk diingat bahwa kiamat adalah rahasia Allah SWT. Hanya Dia yang mengetahui kapan dan bagaimana kiamat akan terjadi. Sebagai manusia, kita tidak memiliki hak untuk menebak atau memprediksi kapan kiamat akan datang. Tugas kita adalah menjalani hidup dengan penuh keimanan dan amal saleh, serta selalu berdoa agar Allah SWT melindungi kita dari segala bencana dan fitnah.