Jakarta – Kisah tentang pembagian warisan Rasulullah SAW yang dikisahkan Imam al-Ghazali dalam kitabnya, "Mukasyafatul Qulub", menawarkan sebuah pelajaran mendalam tentang makna sejati warisan dan keutamaan berzikir.
Cerita bermula ketika Abu Hurairah RA, seorang sahabat Nabi yang dikenal dengan kecerdasannya, memasuki pasar. Ia melihat keramaian dan berkata, "Aku melihat kalian di sini, sedangkan warisan Rasulullah sedang dibagi-bagikan di dalam masjid."
Mendengar kabar tersebut, para pedagang dan pengunjung pasar sontak berbondong-bondong menuju masjid, meninggalkan aktivitas mereka. Mereka penasaran, ingin mendapatkan bagian dari warisan Nabi. Namun, setibanya di masjid, mereka tidak menemukan pembagian harta benda seperti yang mereka harapkan.
"Wahai Abu Hurairah, aku tidak melihat ada warisan sedang dibagi-bagikan di masjid," ujar mereka.
Abu Hurairah tersenyum dan bertanya, "Lalu kalian melihat apa?"
"Kami melihat kaum yang sedang berzikir kepada Allah SWT dan membaca Al-Qur’an," jawab mereka.
"Itulah warisan Rasulullah SAW," tegas Abu Hurairah.
Kisah ini menunjukkan bahwa warisan Rasulullah SAW bukan harta benda, melainkan ilmu, amal, dan ajaran-ajarannya yang diwariskan kepada umat manusia. Zikir dan membaca Al-Qur’an merupakan bagian penting dari warisan tersebut.
Imam al-Ghazali dalam kitabnya juga mengutip sejumlah riwayat tentang keutamaan berzikir kepada Allah SWT. Dikisahkan bahwa para malaikat yang bertugas di bumi akan mendatangi majelis zikir dan mengajak malaikat lainnya untuk berkumpul di sana.
"Ayo ke sini, ini tujuan kalian," seru mereka ketika menemukan kaum yang sedang berzikir.
Malaikat-malaikat pun berdatangan dan mengelilingi majelis zikir tersebut, hingga ke langit.
Imam al-Ghazali menekankan bahwa zikir merupakan ibadah yang sangat dianjurkan, dan memiliki keutamaan yang luar biasa.
Terkait bacaan zikir yang utama, Rasulullah SAW bersabda, "Apa yang paling utama, yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah ‘Tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya’."
Bacaan zikir tersebut adalah:
"لا إله إلا الله وحده لا شريك له"
Artinya: "Tiada tuhan selain Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya."
Imam an-Nawawi dalam kitabnya, "Al-Adzkar", juga menganjurkan umat Islam untuk memperbanyak zikir dan doa tersebut. Zikir ini dianjurkan dibaca pada hari Arafah, hari yang penuh keberkahan.
Rasulullah SAW Tidak Meninggalkan Warisan Harta
Kisah Abu Hurairah dan para pedagang di pasar juga mengingatkan kita bahwa Rasulullah SAW tidak mewariskan harta benda. Hal ini ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dalam kitabnya, "Asy-Syamail Al-Muhammadiyah".
Siti Fatimah RA, putri Rasulullah SAW, pernah bertanya kepada Abu Bakar, sahabat Nabi yang menjadi khalifah pertama, tentang warisan.
"Siapakah yang akan mendapatkan warisan darimu?" tanya Siti Fatimah.
Abu Bakar menjawab, "Keluargaku dan keturunanku."
Siti Fatimah kemudian bertanya, "Mengapa aku tidak mendapatkan warisan dari ayahku?"
Abu Bakar menjelaskan, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Kami (para nabi) tidak meninggalkan warisan.’ Tetapi aku akan menanggung kehidupan orang-orang yang ditanggung oleh Rasulullah SAW dan aku akan memberikan nafkah untuk orang-orang yang diberikan nafkah oleh Rasulullah SAW."
Hadits ini menegaskan bahwa para nabi, termasuk Rasulullah SAW, tidak mewariskan harta benda. Mereka mewariskan ilmu, akhlak, dan ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi umat manusia.
Warisan yang Tak Ternilai
Warisan Rasulullah SAW, yang berupa ilmu, akhlak, dan ajaran-ajarannya, merupakan harta yang tak ternilai harganya. Warisan ini menjadi pedoman hidup bagi umat manusia, menuntun mereka menuju jalan yang benar dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Kisah pembagian warisan Rasulullah SAW di masjid mengingatkan kita bahwa warisan sejati bukanlah harta benda, melainkan ilmu, amal, dan ajaran-ajaran yang bermanfaat. Zikir dan membaca Al-Qur’an merupakan bagian penting dari warisan tersebut, yang dapat membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT dan meraih keberkahan dalam hidup.
Semoga kita semua dapat meneladani Rasulullah SAW dalam menuntut ilmu, beramal saleh, dan berzikir kepada Allah SWT. Dengan demikian, kita dapat mewarisi nilai-nilai luhur Islam dan menjadi umat yang bermanfaat bagi dunia.