Jakarta – Surat Ali Imran ayat 104, yang merupakan bagian dari surat ketiga dalam Al-Qur’an, membawa pesan penting tentang peran umat Islam dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia. Ayat ini menyerukan kepada umat Islam untuk berbuat kebajikan, mengajak kepada kebaikan (amar ma’ruf), dan mencegah kemungkaran (nahi munkar).
Isi Ayat dan Maknanya
Ayat 104 Surat Ali Imran berbunyi:
"وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ"
Arab Latin: Waltakum mingkum ummatuy yad’uuna ilal-khairi wa ya’muruna bil-ma’rufi wa yan-hauna ‘anil-mungkar, wa ul’ika humul-muflihuun.
Terjemahan: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung."
Ayat ini dengan tegas menugaskan umat Islam untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Mereka didorong untuk menjadi teladan dalam berbuat baik, mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan, dan mencegah perbuatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.
Tafsir dan Penjelasan
Para pakar tafsir, seperti Kementerian Agama RI dan Buya Hamka, sepakat bahwa ayat ini menekankan pentingnya dakwah dalam membangun masyarakat yang berakhlak mulia. Dakwah, dalam konteks ini, bukan hanya sekadar penyampaian pesan agama, tetapi juga tindakan nyata dalam mengajak orang lain untuk berbuat baik dan mencegah perbuatan buruk.
Tafsir Kementerian Agama RI
Tafsir Kementerian Agama RI menjelaskan bahwa ayat ini menyerukan kepada umat Islam untuk aktif mengajak sesama manusia kepada kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka yang giat dalam bidang dakwah memiliki peran penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam.
"Persatuan yang kukuh dan kuat tidak akan tercapai kecuali dengan sifat-sifat keutamaan. Tidak terpelihara keutamaan itu melainkan dengan terpeliharanya agama dan akhirnya tidak mungkin agama terpelihara melainkan dengan adanya dakwah," tulis Tafsir Kemenag RI.
Tafsir Buya Hamka
Senada dengan Tafsir Kemenag RI, Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar-nya menyatakan bahwa ayat ini berisi ajakan untuk berbuat ma’ruf dan menjauhi perbuatan mungkar. Dakwah, menurut Buya Hamka, adalah kunci untuk menjaga agar agama tetap hidup dan berkembang.
Dakwah kepada umat Islam bertujuan untuk memperkuat keyakinan mereka terhadap agama, sehingga mereka dapat menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan ketaatan.
Pentingnya Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar ma’ruf nahi munkar merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Melalui tindakan ini, umat Islam berperan aktif dalam menjaga nilai-nilai luhur agama dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kebaikan.
Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar
- Membangun Masyarakat yang Berakhlak Mulia: Amar ma’ruf nahi munkar membantu membentuk masyarakat yang berakhlak mulia dengan mendorong perilaku positif dan mencegah perilaku negatif.
- Menjaga Persatuan dan Kesatuan Umat: Dengan mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, umat Islam dapat memperkuat persatuan dan kesatuan di antara mereka.
- Meningkatkan Kualitas Kehidupan: Masyarakat yang menjalankan amar ma’ruf nahi munkar akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik karena terhindar dari berbagai bentuk kejahatan dan kerusakan.
- Memperkuat Iman dan Takwa: Melakukan amar ma’ruf nahi munkar merupakan bentuk ibadah yang dapat memperkuat iman dan takwa kepada Allah SWT.
Tantangan dalam Menjalankan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Meskipun penting, menjalankan amar ma’ruf nahi munkar tidak selalu mudah. Beberapa tantangan yang dihadapi umat Islam dalam menjalankan kewajiban ini antara lain:
- Ketakutan dan Rasa Canggung: Beberapa orang mungkin takut atau merasa canggung untuk menegur orang lain yang melakukan kesalahan.
- Kurangnya Pengetahuan dan Pemahaman: Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang amar ma’ruf nahi munkar dapat membuat orang sulit untuk menjalankan kewajiban ini dengan tepat.
- Sikap Individualistis: Sikap individualistis dapat membuat orang merasa tidak bertanggung jawab atas perilaku orang lain dan enggan untuk ikut campur dalam urusan orang lain.
- Tekanan Sosial: Tekanan sosial dari lingkungan sekitar dapat membuat orang sulit untuk bersikap tegas dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.
Solusi Menghadapi Tantangan
Untuk mengatasi tantangan dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, umat Islam dapat melakukan beberapa hal:
- Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman: Umat Islam perlu meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang amar ma’ruf nahi munkar agar dapat menjalankan kewajiban ini dengan tepat.
- Membangun Rasa Percaya Diri: Umat Islam perlu membangun rasa percaya diri untuk menegur orang lain yang melakukan kesalahan.
- Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab: Umat Islam perlu menumbuhkan rasa tanggung jawab atas perilaku orang lain dan lingkungan sekitar.
- Bersikap Bijaksana dan Sopan: Dalam menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, umat Islam perlu bersikap bijaksana dan sopan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
- Membangun Kerjasama: Umat Islam perlu membangun kerjasama dengan berbagai pihak untuk menjalankan amar ma’ruf nahi munkar secara efektif.
Kesimpulan
Surat Ali Imran ayat 104 merupakan seruan bagi umat Islam untuk menjadi agen perubahan positif dalam masyarakat. Dengan menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, umat Islam dapat membangun masyarakat yang berakhlak mulia, menjaga persatuan dan kesatuan, meningkatkan kualitas hidup, dan memperkuat iman dan takwa.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, umat Islam dapat mengatasi kesulitan dengan meningkatkan pengetahuan, membangun rasa percaya diri, menumbuhkan rasa tanggung jawab, bersikap bijaksana, dan membangun kerjasama.
Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan hidayah untuk menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya.