Jakarta, Republika.co.id – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi mengumumkan bahwa Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, akan membuka Konferensi Internasional Humanitarian Islam (International Conference on Humanitarian Islam atau Muktamar al-Dawli al-Islam Lil Insaniyah) pada Selasa, 5 November 2024. Acara pembukaan akan berlangsung di Kampus Universitas Indonesia (UI) Depok, Jawa Barat, dilanjutkan dengan sesi konferensi utama di Hotel Grand Hyatt Jakarta pada 5-6 November 2024.
Konferensi Humanitarian Islam merupakan buah dari gagasan yang telah digagas oleh elemen-elemen Nahdlatul Ulama selama satu dekade terakhir. Ketua PBNU, KH Ulil Abshar Abdalla, menjelaskan bahwa gerakan Humanitarian Islam atau Islām lil Insāniyah ini muncul sebagai respons terhadap perkembangan pemikiran dan gerakan NU dalam konteks kekinian.
Ketua Panitia Pelaksana Konferensi Humanitarian Islam, Ahmad Ginanjar Sya’ban, mengungkapkan bahwa konferensi ini akan dihadiri oleh para tokoh agama, cendekiawan, dan akademisi terkemuka dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Eropa, Kanada, Australia, Afrika, Asia Tenggara, dan tentu saja Indonesia.
"Konferensi ini akan diikuti oleh sekitar 20 profesor dan akademisi luar negeri, serta kiai dan 20 peninjau dari akademisi dalam negeri," jelas Ginanjar dalam siaran pers.
Beberapa nama besar yang akan hadir dalam konferensi ini antara lain:
- Profesor Robert W Hefner dari Boston University AS
- Profesor Greg Barton dari Deakin University Australia
- KH Afifuddin Muhajir dari Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbono Jawa Timur
- KH Abdul Ghofur Maimoen dari Pesantren Al Anwar Rembang Jawa Tengah
- KH Yahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU
- Profesor Rdiger Lohlker dari Universitas Vienna Austria
- Profesor James B Hoesterey dari Emory University AS
- Profesor Amanta tho Seeth dari Humboldt University of Berlin Jerman
- Profesor Nelly van Doorn-Harder dari Wake Forest University AS
- Profesor Ismail Fajrie Alatas dari New York University
- Profesor Timothy Shah dari CSCV
- Prof. Al-Makin dari UIN Sunan Kalijaga
- Profesor Ahmad Syafiq dari Universitas Indonesia