Jakarta, 31 Oktober 2024 – Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI), Rifki Ismal, dalam Seminar Internasional "Optimizing The Global Halal Industry Ecosystem: Leveraging Research and Innovation for Resilient Economic Growth" di Jakarta, menyoroti potensi besar sektor energi dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Meskipun Indonesia telah menunjukkan kemajuan signifikan dalam industri halal, seperti makanan dan pariwisata ramah Muslim, sektor energi masih menjadi lahan subur yang belum sepenuhnya digarap. Ismal menekankan bahwa sebagai negara kaya sumber daya alam, Indonesia tidak boleh hanya berfokus pada sektor-sektor yang telah mapan, tetapi juga perlu memperluas jangkauan ke dalam sektor energi yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan secara berkelanjutan dan selaras dengan nilai-nilai Islam.
"Kita memiliki potensi untuk mengembangkan energi terbarukan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, seperti energi solar, angin, dan biomassa," ujar Ismal. Ia menambahkan bahwa banyak negara lain telah berhasil memanfaatkan energi terbarukan dalam kerangka ekonomi syariah. Dengan mengadopsi model ini, Indonesia tidak hanya dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi perubahan iklim.
"Energi terbarukan bukan hanya pilihan yang baik, tetapi juga merupakan kewajiban moral kita sebagai bagian dari komunitas global," tegas Ismal.
Namun, Ismal juga mengakui bahwa pengembangan energi syariah di Indonesia menghadapi beberapa tantangan, salah satunya adalah kurangnya kerjasama antara sektor publik dan swasta. Untuk mengatasi hal ini, kolaborasi yang erat antara pemerintah, perusahaan energi, dan lembaga keuangan syariah menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung inovasi dan investasi di sektor energi.
"Kita perlu membangun kemitraan yang kuat untuk menciptakan solusi energi yang berkelanjutan," kata Ismal.
Selain itu, digitalisasi juga memainkan peran penting dalam transformasi sektor energi. Melalui pemanfaatan teknologi digital, seperti Internet of Things (IoT) dan analitik data, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan mengurangi biaya.
"Kita sudah melihat banyak inovasi dalam sistem pengelolaan energi yang memanfaatkan teknologi digital, dan ini harus diterapkan dalam konteks syariah," jelas Ismal.
Ismal juga menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang energi syariah. Hal ini penting untuk mempersiapkan generasi muda untuk terlibat dalam sektor ini dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
"Dengan menggabungkan keunggulan sumber daya alam, inovasi, dan teknologi, kita dapat menciptakan solusi energi yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi tetapi juga selaras dengan nilai-nilai Islam," ujar Ismal.
Potensi Energi Syariah di Indonesia:
Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan energi syariah, didukung oleh beberapa faktor:
- Sumber Daya Alam yang Melimpah: Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk sinar matahari, angin, dan biomassa, yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi terbarukan.
- Prinsip-Prinsip Syariah: Prinsip-prinsip syariah, seperti keadilan, keberlanjutan, dan kesejahteraan, sejalan dengan tujuan pengembangan energi terbarukan.
- Pertumbuhan Ekonomi Syariah: Ekonomi syariah di Indonesia sedang tumbuh pesat, menciptakan peluang besar untuk investasi di sektor energi syariah.
- Dukungan Pemerintah: Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk mengembangkan energi terbarukan, termasuk melalui kebijakan dan program yang mendukung investasi di sektor ini.
Tantangan Pengembangan Energi Syariah: