Jakarta, Republika.co.id – Bank Indonesia (BI) mengungkap strategi jitu untuk mendorong ekspansi produk halal Indonesia ke pasar Timur Tengah, khususnya Arab Saudi. Uni Emirat Arab (UEA) diposisikan sebagai pintu gerbang strategis untuk menembus pasar yang penuh potensi ini.
Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI, Rifki Ismal, mengungkapkan bahwa UEA memiliki infrastruktur perdagangan yang lebih terbuka dan aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain di kawasan tersebut. Hal ini menjadikannya titik awal yang ideal bagi produk halal Indonesia untuk masuk ke Timur Tengah.
"Untuk memasuki pasar Saudi yang lebih ketat, kita perlu menggunakan UEA sebagai titik awal," ujar Ismal dalam Seminar Internasional "Optimizing The Global Halal Industry Ecosystem: Leveraging Research and Innovation for Resilient Economic Growth" di Jakarta, Kamis (31/10/2024) malam.
Ismal menambahkan, "UEA memiliki kebijakan yang lebih ramah terhadap produk halal dan lebih terbuka terhadap perusahaan asing."
Selain itu, UEA juga memiliki potensi besar sebagai hub perdagangan yang menghubungkan berbagai pasar di kawasan dan global. Jaringan logistik dan infrastruktur yang kuat di UEA memungkinkan produk halal Indonesia untuk dijangkau dengan mudah oleh konsumen di Saudi dan negara-negara lain di sekitarnya.
"Setelah kita mendapatkan pijakan yang kuat di UEA, kita bisa lebih mudah menjangkau pasar Saudi dan negara-negara lainnya," jelas Ismal.
Kerja Sama Strategis dan Adaptasi Pasar
Indonesia telah memulai langkah konkret untuk memperkenalkan produk halal ke UEA melalui berbagai kerja sama strategis. Bank Syariah Indonesia (BSI), misalnya, telah membuka cabang di Dubai untuk memfasilitasi transaksi dan kolaborasi dengan mitra lokal.
Ismal menekankan pentingnya adaptasi produk dengan kebutuhan dan preferensi konsumen lokal. Memahami budaya dan kebiasaan masyarakat UEA akan membantu Indonesia menyesuaikan produk dan strategi pemasaran agar lebih menarik.
"Kita perlu memahami apa yang diinginkan oleh konsumen di UEA dan menyesuaikan produk kita agar sesuai dengan kebutuhan mereka," ujar Ismal.
Pemanfaatan Teknologi Digital
Dalam era digitalisasi, Ismal juga mendorong pemanfaatan platform e-commerce untuk memperluas akses pasar.
"Dengan menggunakan teknologi digital, kita bisa mempercepat distribusi dan meningkatkan visibilitas produk halal Indonesia di pasar internasional," tegasnya.
Potensi Pasar Halal yang Menjanjikan
Ismal berharap strategi ini tidak hanya akan memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen produk halal, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian syariah global.
"Dengan langkah yang tepat, kita dapat memanfaatkan potensi pasar halal yang sangat besar di kawasan ini," harapnya.
Strategi Ekspansi Produk Halal Indonesia ke Timur Tengah:
- Memanfaatkan UEA sebagai pintu gerbang: UEA memiliki infrastruktur perdagangan yang lebih terbuka dan aksesibilitas yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain di Timur Tengah.