Jakarta, Republika.co.id — Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan kerja ke kantor Kementerian Agama (Kemenag) pada Jumat (1/11/2024). Pertemuannya dengan Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar berfokus pada pembahasan program unggulan dan strategi cepat (quick-win) Kemenag dalam menjaga stabilitas dan kedamaian antar umat beragama.
Menag Nasaruddin, dalam keterangannya kepada media, menekankan pentingnya peran Kemenag dalam menciptakan ketenangan dan kedamaian di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Ia menuturkan, "Alhamdulillah, kami mendapatkan kunjungan dari Bapak Wakil Presiden. Kami berdiskusi tentang berbagai program unggulan dan quick-win Kemenag, termasuk target-target yang ingin dicapai dalam waktu dekat."
Meskipun enggan merinci program-program yang dibahas, Menag Nasaruddin menegaskan bahwa fokus utama pertemuan tersebut adalah menjaga stabilitas dan kedamaian antar umat beragama. Ia menyatakan, "Salah satu poin penting yang kami bahas adalah bagaimana memperkenalkan Indonesia sebagai negara besar dengan keberagaman yang tinggi, namun tetap damai dan tenang. Keharmonisan antar umat beragama di Indonesia merupakan hal yang sulit ditemukan di negara lain. Indonesia sangat plural, namun tetap damai, tenang, dan sejuk."
Menag Nasaruddin juga menekankan peran penting Kemenag dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air. "Tugas kami di Kementerian Agama adalah menciptakan ketenangan, kesejukan, dan kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air. Karena tidak ada artinya apapun prestasi yang diraih jika kita tidak damai dan tenang. Peran Kementerian Agama dalam hal ini sangat besar," tegasnya.
Terkait arahan yang diberikan Gibran, Menag Nasaruddin enggan membeberkannya secara detail. Ia hanya menegaskan bahwa dirinya telah menerima arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan ketenangan dan kedamaian. "Kami sudah selesai melakukan pertemuan dengan arahan dari Bapak Kepala Negara, Pak Prabowo. Kementerian Agama menjadi salah satu Kementerian yang sangat penting dalam menciptakan ketenangan. Tanpa ketenangan dan kedamaian, pembangunan tidak akan berjalan secara produktif," jelasnya.
Pertemuan Gibran dengan Menag Nasaruddin ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Diharapkan, program-program yang dibahas dalam pertemuan tersebut dapat terlaksana dengan baik dan mampu menciptakan kondisi yang kondusif bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Menag Nasaruddin: Menjaga Keharmonisan Antar Umat Beragama
Pertemuan Gibran dengan Menag Nasaruddin ini juga menjadi momentum penting bagi Kemenag untuk memperkuat peran dan fungsinya dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama. Menag Nasaruddin, yang dikenal sebagai tokoh agama yang moderat dan toleran, memiliki visi yang jelas dalam membangun kerukunan antar umat beragama di Indonesia.
Sejak menjabat sebagai Menteri Agama, Menag Nasaruddin telah melakukan berbagai upaya untuk memperkuat dialog antaragama, meningkatkan toleransi, dan mencegah radikalisme. Ia juga fokus pada pengembangan program-program keagamaan yang inklusif dan berorientasi pada nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kemenag memiliki peran strategis dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama di Indonesia. Kami berkomitmen untuk terus membangun dialog antaragama, meningkatkan toleransi, dan mencegah radikalisme," ujar Menag Nasaruddin.
Tantangan Keharmonisan Antar Umat Beragama di Indonesia
Meskipun Indonesia dikenal sebagai negara yang toleran dan damai, namun tantangan dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama tetap ada. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, isu-isu SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-Golongan) semakin mudah menyebar dan berpotensi menimbulkan konflik.
Selain itu, pengaruh ideologi radikal dan ekstremis juga menjadi ancaman bagi keharmonisan antar umat beragama. Ideologi tersebut seringkali memanfaatkan isu-isu SARA untuk mengadu domba masyarakat dan menciptakan perpecahan.
Pentingnya Peran Semua Pihak
Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan peran aktif dari semua pihak, termasuk pemerintah, tokoh agama, masyarakat, dan media. Pemerintah memiliki peran penting dalam menciptakan kebijakan yang adil dan berpihak pada semua umat beragama. Tokoh agama memiliki peran penting dalam menebarkan nilai-nilai toleransi dan moderasi. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam menjaga kerukunan antar umat beragama dengan bersikap toleran dan menghormati perbedaan.
Media juga memiliki peran penting dalam membangun narasi positif dan menepis isu-isu SARA yang berpotensi menimbulkan konflik. Media diharapkan dapat menjadi jembatan komunikasi antar umat beragama dan membantu membangun dialog yang konstruktif.
Kesimpulan
Pertemuan Gibran dengan Menag Nasaruddin merupakan langkah positif dalam upaya menjaga stabilitas dan kedamaian di tengah keberagaman masyarakat Indonesia. Kemenag memiliki peran strategis dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Untuk menghadapi tantangan dalam menjaga keharmonisan antar umat beragama, diperlukan peran aktif dari semua pihak. Dengan kerja sama yang baik, diharapkan Indonesia dapat terus menjadi contoh negara yang toleran dan damai.