Jakarta, 1 November 2024 – Dalam sebuah deklarasi yang penuh semangat, 63 organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang tergabung dalam Relawan Masyarakat Organisasi Islam (REMOI) menyatakan dukungan penuh mereka kepada pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno. Deklarasi ini berlangsung di Bale Asri Function House, Jagakarsa, Jakarta, dan dihadiri oleh perwakilan dari 14 ormas dan 49 jajaran bagian di bawahnya.
"Dukungan ini merupakan bukti nyata bahwa Pramono-Rano memiliki akar yang kuat di masyarakat Jakarta," ujar Pramono Anung dalam pidato sambutannya. "Kami yakin, dengan dukungan REMOI, kami akan mampu memenangkan pertarungan pada tanggal 27 November mendatang."
Pramono Anung menegaskan bahwa dukungan dari REMOI menjadi energi baru bagi dirinya dan Rano Karno dalam menghadapi kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024. Ia berjanji, jika terpilih menjadi Gubernur Jakarta, hubungan antara umara dan ulama, khususnya yang direpresentasikan oleh ormas Islam, tidak akan lagi sebatas urusan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) atau Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
"Kami akan terus meneruskan dan meningkatkan pola komunikasi yang positif seperti yang dilakukan oleh mantan Gubernur Anies Baswedan, seperti menggelar pengajian di rumah dinas gubernur, Subuh Keliling, dan Magrib Mengaji," tambah Pramono.
Ketua Dewan Pembina REMOI, Hendra Thahir, menjelaskan bahwa deklarasi dukungan ini didasari oleh pertimbangan matang dan komitmen kuat dari Pramono-Rano dalam membangun Jakarta yang santun dan beradab, sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat.
"REMOI sebagai lembaga yang terdiri dari 14 organisasi kemasyarakatan Islam memiliki peran penting dalam membina moral dan etika masyarakat Jakarta," tegas Hendra Thahir. "Kami percaya bahwa Pramono-Rano adalah pemimpin yang tepat untuk membawa Jakarta menuju masa depan yang lebih baik."
Sebagai informasi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta telah menetapkan tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta yang akan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2024 pada Ahad, 22 September 2024. Ketiga pasangan tersebut adalah:
- Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) dengan nomor urut 1.
- Dharma Pongrekun-Kun Wardana (Dharma-Kun) dari jalur independen dengan nomor urut 2.
- Pramono Anung-Rano Karno (Pram-Doel) dengan nomor urut 3.
Deklarasi dukungan dari REMOI kepada Pramono-Rano menjadi bukti nyata bahwa pasangan ini memiliki dukungan kuat dari berbagai kalangan, termasuk dari ormas Islam. Dukungan ini diharapkan dapat menjadi modal penting bagi Pramono-Rano dalam memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2024 dan membangun Jakarta yang lebih maju, sejahtera, dan beradab.
Analisis dan Perspektif
Dukungan dari 63 ormas Islam yang tergabung dalam REMOI kepada Pramono-Rano menjadi sinyal kuat bahwa pasangan ini memiliki basis dukungan yang kuat di kalangan masyarakat Islam di Jakarta. Hal ini dapat menjadi faktor penting dalam menentukan hasil Pilkada DKI Jakarta 2024, mengingat jumlah pemilih Muslim di Jakarta yang cukup besar.
Dukungan dari REMOI juga menunjukkan bahwa Pramono-Rano memiliki komitmen kuat dalam membangun Jakarta yang santun dan beradab, sejalan dengan nilai-nilai Islam. Janji Pramono Anung untuk meningkatkan komunikasi antara umara dan ulama serta meneruskan program-program keagamaan seperti Subuh Keliling dan Magrib Mengaji menunjukkan bahwa pasangan ini memahami pentingnya peran agama dalam kehidupan masyarakat.
Namun, dukungan dari REMOI juga perlu dikaji lebih lanjut. Apakah dukungan ini murni didasari oleh komitmen Pramono-Rano dalam membangun Jakarta yang santun dan beradab, atau ada faktor lain yang melatarbelakangi? Apakah dukungan ini akan berdampak signifikan terhadap hasil Pilkada DKI Jakarta 2024?
Pertanyaan-pertanyaan ini perlu dijawab dengan analisis yang lebih mendalam dan observasi yang lebih luas. Namun, yang pasti, deklarasi dukungan dari REMOI kepada Pramono-Rano menjadi salah satu momen penting dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2024 dan akan menjadi bahan pertimbangan bagi para pemilih dalam menentukan pilihannya.
Implikasi dan Dampak