Serangan brutal Israel terhadap Lebanon terus berlanjut, menorehkan luka mendalam bagi negeri seribu bukit itu. Sejak Oktober 2023, bom-bom Israel telah menghancurkan kota-kota dan desa-desa, merenggut nyawa ribuan warga sipil, termasuk anak-anak.
Hingga Selasa (29/10/2024), Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat angka mengerikan: 2.792 jiwa melayang, termasuk 160 anak-anak, dan 12.772 lainnya terluka. Serangan udara Israel pada Senin lalu saja telah merenggut 82 nyawa dan melukai 180 orang.
Tragedi terbaru terjadi di kota Sarafand, Lebanon Selatan, pada Selasa malam. Delapan warga sipil tewas dan 21 lainnya terluka akibat serangan Israel. Tim penyelamat masih berjibaku membersihkan puing-puing, mencari korban yang mungkin masih terjebak.
Di kota Haret Saida, dekat kota utama selatan Saida, serangan Israel pada Selasa menewaskan lima orang dan melukai 33 lainnya. Ini merupakan serangan mematikan kedua di kota tersebut sejak Ahad (27/10).
Di tengah duka mendalam yang menyelimuti Lebanon, Hizbullah, organisasi perlawanan yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menghadapi agresi Israel, mengumumkan perubahan kepemimpinan. Dewan Syura Hizbullah telah memilih Syeikh Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai, menggantikan Sayyed Hassan Nasrallah.
Keputusan ini, menurut pernyataan Hizbullah, didasarkan pada prinsip-prinsip Islam sejati dan cita-cita Hizbullah yang teguh, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan partai untuk memilih sekjen.
Hizbullah menegaskan komitmennya untuk menjunjung tinggi warisan pendahulu Syeikh Qassem, dan menggambarkan pemilihan tersebut sebagai bagian dari misi suci.
"Kami berjanji kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada jiwa syuhada tercinta Sayyed Hassan Nasrallah (semoga Allah meridhoinya), kepada para syuhada, pejuang perlawanan Islam, dan rakyat kami yang ulet dan setia, untuk bekerja sama memenuhi prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan Hizbullah," tegas Dewan Syura Hizbullah.
Hizbullah menekankan dedikasi organisasi untuk meneruskan perjuangan melawan Israel. Dewan Syura menyatakan harapannya atas keberhasilan Syeikh Qassem dalam memimpin Hizbullah, mempercayakan kepadanya tanggung jawab untuk melestarikan perlawanan gerakan dan mengibarkan panji-panjinya hingga meraih kemenangan.
Serangan Israel terhadap Lebanon telah menuai kecaman keras dari berbagai negara dan organisasi internasional. PBB, melalui Pelapor Khususnya, telah mengeluarkan laporan yang menyimpulkan bahwa Israel ingin melenyapkan Palestina.
Namun, Israel tetap bersikukuh dengan tindakannya, mengklaim bahwa serangan mereka ditujukan untuk melumpuhkan Hizbullah dan mencegah organisasi tersebut melancarkan serangan terhadap Israel.
Tragedi di Lebanon ini menjadi bukti nyata kekejaman dan kebiadaban Israel. Serangan brutal yang dilakukan Israel tidak hanya merenggut nyawa ribuan warga sipil, tetapi juga menghancurkan infrastruktur dan perekonomian Lebanon.
Dunia internasional harus bersatu untuk menghentikan agresi Israel dan mendesak negara tersebut untuk menghentikan serangannya terhadap Lebanon. Penderitaan rakyat Lebanon harus segera diakhiri, dan keadilan harus ditegakkan.