Jakarta, Republika.co.id — TNI Angkatan Laut bersiap mengirimkan kapal perang KRI Sultan Iskandar Muda-367 untuk bertugas bersama Maritime Task Force UNIFIL di Lebanon pada tahun 2025. KRI ini akan menggantikan KRI Diponegoro-365 yang telah bertugas selama hampir satu tahun di wilayah tersebut.
Langkah ini diambil meskipun baru-baru ini markas UNIFIL di Lebanon menjadi sasaran serangan udara Israel. TNI menegaskan komitmennya untuk menjaga perdamaian di Lebanon dan tidak gentar dengan ancaman yang ada.
Persiapan untuk keberangkatan KRI Sultan Iskandar Muda-367 telah dimulai. Kapal perang ini menjalani proses perbaikan dan pengecekan menyeluruh. Selain itu, para prajurit yang akan bertugas di kapal tersebut juga mengikuti latihan pratugas yang intensif.
Latihan ini melibatkan sejumlah skenario, mulai dari simulasi prosedur operasional di pangkalan hingga latihan di laut. Para prajurit dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan di medan tugas.
"Kesiapan yang matang akan memastikan KRI SIM-367 dan para prajurit dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan kembali ke tanah air dengan aman dan selamat," ujar Dansatkor Koarmada II Kolonel Laut (P) Rafael Dwinatu.
Latihan Intensif di Surabaya
Sejak tanggal 2 Oktober 2024, sebanyak 120 prajurit TNI Angkatan Laut mengikuti latihan pratugas di bawah koordinasi Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI di Surabaya. Latihan ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase pangkalan dan fase laut.
Pada fase pangkalan, para prajurit dilatih untuk menghadapi berbagai skenario, seperti:
- Simulasi prosedur operasional di pangkalan
- Simulasi operasi melibatkan helikopter
- Inspeksi kapal (CEO inspection)
- Navigasi dan penyekatan (road block)
- Penanggulangan kerusakan (damage control)
- Kunjungan tamu-tamu penting (VIP visit)
- Penanganan kedaruratan medis
- Penanganan media
- Prosedur pengalihan tugas dan wewenang (transfer authority)