ERAMADANI.COM, JAKARTA – Politikus senior Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak terjebak pada mentalitas ‘koncoisme’ dalam memimpin bangsa dan negara.
Amien melontarkan kritik soal demokrasi di era Jokowi, menurutnya sebagai seorang presiden, Jokowi harus bisa berpikir, bekerja dan terus berusaha supaya tidak menjadi pemimpin partisan.
Pernyataan Amien Rais tersebut, diunggah dalam sebuah video di akun Instagram @amienraisofficial, Rabu (12/08/2020), dalam serial video ‘Pilihan Jokowi: Mundur atau Terus’ episode Bangsa Indonesia Dibelah
“Politik partisan semacam ini tidak bisa tidak, cepat atau lambat membelah bangsa indonesia. Tidak boleh seorang presiden terjebak pada mentalitas ‘koncoisme’,” kata Amien.
Melansir dari CNNIndonesia.com, Amien juga memberikan contoh ketika Jokowi tidak mau menemui kelompok yang melakukan demonstrasi di Istana Negara pada 4 November 2016 silam.
Ketika itu kelompok yang tergabung dalam GNPF-MUI mendesak mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok dipenjara karena menista agama.
Tiga orang dari kelompok meminta untuk bertemu Jokowi. Namun, tiga orang itu tidak ditemuinya.
Meskipun ditunggu sejak pagi hingga sore. Saat itu, Jokowi memilih melakukan sidak ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Ia lantas menyebutkan penyakit politik ‘partisanship’ itu tetap menjadi pegangan rezim Jokowi dalam menghadapi kelompok yang kritis terhadap pemerintahannya.
“Para buzzer dan jubir di acara diskusi televisi semakin menambah kecurigaan banyak kalangan terhadap politik Jokowi,” katanya
“Yang beresensi politik belah bambu, menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain,” tuturnya.
Kritik Amien Rais pada Jokowi
Selain itu, ia juga mengatakan sejak Jokowi menjabat presiden, periode pertama 2014-2019 dan lanjut periode kedu 2019-2024, perkembangan politik nasional kian jauh dari spirit demokrasi.
Politikus senior itu mengatakan bahwa dirinya ingin melakukan diskusi terbuka, bukan debat terbuka dengan siapapun tentang yang dirinya sampaikan secara terbuka tersebut.
“Demokrasi sejati selalu membuka lebar keran pertukaran gagasan supaya muncul pilihan pilihan alternatif bagi seluruh anak bangsa,” ujarnya.
Amien juga mengkritik jalannya demokrasi di zaman Presiden Jokowi. Menurutnya, demokrasi di era Jokowi bukan semakin baik, tapi semakin menjauh.
“Tidak berlebihan bila saya katakan hasil pembangunan politik di masa Pak Jokowi telah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ujarnya.
“Kecurigaan dan ketakutan terhadap umat Islam yang kritis dan korektif terhadap rezim begitu jelas kita rasakan,” imbuhnya.
“Kriminalisasi dan demonisasi, dan persekusi terhadap para ulama yang amar ma’ruf nahi munkar telah menjadi rahasia umum,” ucapnya.
Amien juga menggambarkan kondisi demokrasi era Jokowi dengan politik belah bambu. Yaitu, demokrasi yang memihak salah satu kelompok dan menjatuhkan kelompok yang lain.
“Sampai sekarang penyakit politik bernama partisanship itu tetap menjadi pegangan rezim Pak Jokowi dalam menghadapi umat Islam yang kritis, terhadap kekuasaannya,” pungkasnya.
“Para buzzer bayaran, dan para jubir Istana di berbagai diskusi atau acara di banyak stasiun televisi semakin menambah kecurigaan,” katanya.
‘Banyak kalangan terhadap politik Jokowi yang beresensi politik belah bambu. Menginjak sebagian dan mengangkat sebagian yang lain,” tutur Amien. (MYR)