ERAMADANI.COM, DENPASAR – Dampak wabah covid-19 mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri dirumah. Berbagai cara dilakukan untuk menghilangkan kebosanan. Salah satunya adalah kegiatan yang dilakukan Komunitas Ngajaga Bumi. Pada Jumat (17/04/2020) membuat kelas belajar membuat Eco Enzym.
Kelas belajar dilakukan melalui aplikasi Whatsapp Group yang diikuti 248 peserta dari berbagai usia dan profesi, dan dipandu oleh Wirasari Wiyoga.
Nampaknya Eco Enzym terdengar asing ditelinga masyarakat. Padahal Eco Enzym sudah mendunia dan banyak diterapkan di berbagai sektor.
Eco Enzym merupakan cairan coklat yang dihasilkan dari fermentasi campuran antara gula hitam dan air dari sampah dapur (sampah segar) dengan aroma tajam yang menyerupai aroma jeruk.
Eco enzyme mudah dibuat dan memiliki banyak kegunaan, serta merupakan pembantu baik dalam rumah tangga, pertanian, atau akuakultur.
Rosukon dari Thailand meneliti enzyme selama lebih dari 30 tahun dan berhasil menemukan eco enzyme (juga dikenal sebagai
Enzyme Sampah).
Tidak hanya proses produksinya yang sederhana, tetapi bahan-bahannya juga mudah didapatkan, dapat menghemat uang, memiliki banyak fungsinya.
Seperti membantu mengurangi jumlah sampah dan merupakan peran besar dalam perlindungan lingkungan, agar lingkungan hijau dan bersih.
Di Indonesia ditemui oleh Bunda Yosita dari Sekolah Arunika Waldorf mengundang dr.Joean Oon untuk mengadakan seminar Eco Enzym di Bandung pada (18/01/2020).
“Beberapa manfaat Eco Enzym antara lain sebagai pembersih ruangan, untuk bahan mengepel lantai, bahan mencuci baju, membersihkan kamar mandi,” tuturnya.
“Menghilangkan mampet di saluran, menghilangkan bau ,menjernihkan udara menggantikan alat air purifier,menghilangkan bakteri jahat,” ungkapnya.
“Menggantikan disinfektan, mengusir serangga, sebagai obat luka termasuk luka diabetes dan bisauntuk pupuk tanaman,” tuturnya.
Setelah mengetahi manfaatnya yang sangat luar biasa langkah selanjutny adalah mempraktekannya. Takaran perbandingannya adalah 10 untuk air, 1 gula merah, dan 3 sampah buah dan sayur.
“Tipsnya adalah pergunakan air yang bersih dan bebas polusi. jika memakai air PDAM endapkan semalam atau dua malam, agar kaporitnya mengendap,” ungkapnya.
Proses Singkat Pembuatan Eco Enzym
- Siapkan wadah yang sudah bersih dan tidak mengandung sabun atau zat kimia apapun. disarankan wadah dari plastik dengan permukaan lebar, yang memiliki tutup yang rapat.
- Ukur terlebih dahulu kapasitas wadah, kemudian isi air 60% dari kapasitas wadahnya.
- Masukkan gula merah yang sudah dihancurkan atau molasses sejumlah 1/10 dari jumlah air, ke dalam air yang sudah ditakar di dalam wadah yang sudah disiapkan.
- Masukkan bahan-bahan berupa sisa-siaa dapur yang belum busuk dan sudah dipotong-potong, ke dalam wadah air yang sudah bercampur dengan molases atau gula merah.
- Aduk rata dengan tangan yang bersih (jangan cuci tangan pakai sabun sebelumnya), atau jika memakai botol, tutup botolnya kemudian dijungkir-balikkan agar gula merah/molases tercampur rata bersama air dan bahan-bahannya.
- Tutup wadahnya rapat-rapat
- Tulis tanggal pembuatan, dan apa saja bahan-bahan sampah dapur yang dipakai
- Simpan di tempat yg tidak terkena matahari langsung dan panas. Jangan disimpan dalam kulkas
- Pada 1 bulan pertama akan terjadi fermentasi sehingga menimbulkan gas di dalam wadah. Jika gas sudah penuh tandanya adalah plastik botol atau wadah menjadi keras dan harus segera dibuang.
- Setelah 3 bulan Eco Enzym siap dipanen, saring menggunakan saringan yang halus , atau kain bersih , agar residu yg ada bisa tersaring.
- Setelah disaring, Eco Enzym siap digunakan.
- Eco Enzym tidak memiliki masa kadaluarsa.
Langkah Selanjutnya yang Harus Dilakukan
Setelah tips no sembilan dilakukan, hal yang harus dilakukan adalah buka wadah, aduk sebentar, beberapa detik saja memakai tangan yg bersih.
Kemudian segera tutup kembali. Karena bakteri di dalam wadah akan mati ketika terkena oksigen. gunanya untuk mencampur semua bahan tercelup larutan gula atau molase setelah gas dibuang.
Atau tutup dibuka sedikit ujungnya hanya untuk mengeluarkan gas tanpa diaduk. Jika di dalam wadah botol, dijungkir balik sebentar kemudian keluarkan gasnya perlahan-lahan.
Lakukan setiap hari, sekali sehari, dan ingat jangan sampai terkontaminasi oksigen terlalu lama serta letakkan botol-botol atau wadah berisi Eco Enzyme jauh dari wifi, kamar mandi, dan alat-alat elektronik.
Jika wadah mempergunakan botol, ketika proses fermentasi gas yang terkumpul di dalamnya akan sangat besar,.
Sehingga cukup banyak kasus terjadi ledakan ketika terlambat mengeluarkan gasnya. Karena itu disarankan menggunakan wadah dengan permukaan lebar.
“Karena jika diminum dalam jangka waktu tertentu akan menyebabkan kebutaan. Disebabkan karena molekulnya masih besar, apabila kita meminumnya dalam waktu jangka lama, akan merusak saraf mata kita yang sangat kecil. Dan ini bisa berakibat mata menjadi kabur dan buta,” paparnya.
“Eco Enzyme juga dapat mengubah Amonia menjadi Nitrat (NO3) yakni hormon alami dan nutrisi untuk tanaman dan buah. Enzyme ini dapat menetralisir racun dan polutan disungau,tanah dan udara. Karenanya Eco Enzyme juga bisa dianggap sebagai herbisda dan pestisida alami,” tutupnya. (HAD)