Jakarta, 16 November 2024 – Sebanyak 400 pengurus masjid dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, dalam sebuah forum strategis yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi umat melalui optimalisasi peran masjid. Acara bertajuk [Nama Acara, jika tersedia] ini mengangkat isu krusial tentang transformasi masjid, dari sekadar tempat ibadah menjadi pusat kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Para peserta, yang mewakili beragam latar belakang dan wilayah, bertekad untuk merumuskan strategi konkret guna mewujudkan visi tersebut.
Forum ini menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka yang memberikan perspektif komprehensif mengenai potensi ekonomi masjid dan langkah-langkah strategis untuk merealisasikannya. Salah satu pembicara kunci adalah Sekretaris Jenderal PP Dewan Masjid Indonesia (DMI), Dr. K.H. Rahmat Hidayat. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya peran masjid sebagai jantung aktivitas ekonomi umat.
“Masjid harus menjadi pusat aktivitas ekonomi umat sekaligus tempat yang memakmurkan masyarakat di sekitarnya,” tegas Dr. K.H. Rahmat Hidayat. Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan sebuah panggilan untuk menggerakkan potensi ekonomi yang selama ini terpendam di dalam lingkungan masjid. Beliau memaparkan sejumlah contoh sukses pemberdayaan ekonomi berbasis masjid di berbagai daerah, menunjukkan bahwa model ini bukan hanya idealistis, tetapi juga praktis dan aplikatif. Lebih lanjut, beliau juga menekankan pentingnya manajemen yang transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan masjid untuk membangun kepercayaan dan memastikan keberlanjutan program-program pemberdayaan ekonomi.
Selain Dr. K.H. Rahmat Hidayat, forum ini juga dihadiri oleh tokoh-tokoh penting lainnya yang memberikan kontribusi pemikiran dan pengalaman. Salah satunya adalah Akmal Salim Ruhana, Kasubdit Kemasjidan Kementerian Agama RI. Beliau menjelaskan peran aktif pemerintah dalam mendukung pemberdayaan masjid melalui berbagai regulasi dan program yang telah dan akan dijalankan. Pemerintah, menurutnya, tidak hanya berperan sebagai fasilitator, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam mewujudkan visi masjid sebagai pusat ekonomi umat. Beliau merinci beberapa program pemerintah yang dirancang untuk mendukung pengembangan ekonomi di lingkungan masjid, termasuk pelatihan kewirausahaan, akses permodalan, dan pengembangan infrastruktur pendukung. Lebih jauh, beliau juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pengurus masjid untuk memastikan efektivitas program-program tersebut.
Kehadiran Anggota Komisi VIII DPR RI yang membidangi keagamaan, Dr. Atalia Praratya, semakin memperkuat dimensi politik dan legislasi dalam upaya pemberdayaan ekonomi berbasis masjid. Dalam pidatonya yang menggugah, Dr. Atalia Praratya mengajak para pengurus masjid untuk menjadikan masjid sebagai sumber cahaya dan inspirasi bagi masyarakat.
“Jangan ada hati-hati yang redup yang justru datangnya dari masjid, maka kita harus terus mendukung pemberdayaan untuk masjid,” ujarnya dengan penuh semangat. Beliau menekankan bahwa masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan sosial dan ekonomi yang mampu menciptakan kesejahteraan bagi jamaah dan masyarakat sekitar. Dr. Atalia Praratya juga menyampaikan komitmen DPR RI untuk mendukung program-program pemberdayaan ekonomi berbasis masjid melalui kebijakan dan anggaran yang tepat sasaran. Beliau juga mendorong para pengurus masjid untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi umat.
Yulian Hadromi, salah satu penggagas acara ini, menjelaskan latar belakang dan tujuan diselenggarakannya forum tersebut. Menurutnya, masjid memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat kegiatan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Masjid adalah sebuah institusi yang memiliki kedudukan sangat strategis dalam kehidupan umat Islam. Selain sebagai tempat beribadah, masjid juga merupakan tempat berkumpulnya umat untuk berbagai aktivitas sosial, pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan ekonomi,” terang Yulian Hadromi. Beliau menekankan pentingnya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan lembaga keagamaan, untuk mewujudkan potensi tersebut. Beliau juga berharap forum ini dapat menjadi wadah untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, dan best practice dalam pengembangan ekonomi berbasis masjid.
Forum ini tidak hanya sekadar membahas teori, tetapi juga menghadirkan studi kasus dan praktik terbaik dari berbagai daerah di Indonesia. Para peserta diberikan kesempatan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai tantangan dan solusi dalam mengembangkan ekonomi berbasis masjid. Diskusi yang berlangsung interaktif ini menghasilkan berbagai ide dan rekomendasi yang akan dirumuskan menjadi sebuah rencana aksi yang konkret.
Beberapa isu krusial yang dibahas dalam forum ini antara lain:
- Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berbasis masjid: Bagaimana masjid dapat menjadi inkubator bagi UMKM milik jamaah, menyediakan akses permodalan, pelatihan, dan pemasaran.
- Pengelolaan keuangan masjid yang transparan dan akuntabel: Bagaimana memastikan pengelolaan keuangan masjid dilakukan secara profesional dan bertanggung jawab, sehingga dapat membangun kepercayaan dan mendukung program-program pemberdayaan ekonomi.
- Pemanfaatan aset masjid untuk kegiatan ekonomi produktif: Bagaimana masjid dapat memanfaatkan lahan, bangunan, dan sumber daya lainnya untuk kegiatan ekonomi yang bermanfaat bagi jamaah dan masyarakat sekitar.
- Kolaborasi antara masjid, pemerintah, dan sektor swasta: Bagaimana membangun kemitraan yang kuat antara berbagai pihak untuk mendukung pengembangan ekonomi berbasis masjid.
- Pentingnya peran teknologi dalam pengembangan ekonomi berbasis masjid: Bagaimana memanfaatkan teknologi untuk memperluas akses pasar, meningkatkan efisiensi, dan mempermudah pengelolaan usaha.
Forum ini diharapkan dapat menjadi momentum penting bagi para pengurus masjid untuk semakin aktif dalam memberdayakan umat. Melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga keagamaan, diharapkan masjid dapat semakin berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Para peserta forum sepakat untuk terus berkolaborasi dan berkomitmen untuk mewujudkan visi masjid sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat yang berkelanjutan. Acara diakhiri dengan deklarasi komitmen bersama untuk menjadikan masjid sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Rencana tindak lanjut dari forum ini akan dipublikasikan dalam waktu dekat, termasuk rencana pelatihan dan pendampingan bagi pengurus masjid dalam mengembangkan program-program ekonomi di lingkungan masjid mereka.