Jakarta – Ajaran Islam menempatkan orang tua pada posisi yang sangat mulia. Pengorbanan dan pengabdian mereka yang tak ternilai kepada anak-anaknya telah diabadikan dalam Al-Qur’an, yang secara tegas memerintahkan setiap anak untuk menghormati dan berbakti kepada kedua orang tuanya. Firman Allah SWT dalam surah Al-Isra’ ayat 23, yang secara harfiah berbunyi "(Artinya): Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik," merupakan landasan utama dalam memahami kewajiban anak kepada orang tua. Ayat ini dengan jelas menggarisbawahi pentingnya akhlak mulia dan penghormatan yang harus diberikan, bahkan ketika orang tua telah lanjut usia dan membutuhkan perawatan.
Ironisnya, di tengah tuntunan agama yang begitu jelas, masih banyak ditemukan kasus anak yang durhaka kepada orang tuanya. Fenomena ini, sebagaimana diuraikan dalam buku "Dahsyatnya Ridha Orang Tua" karya Samsul Rijal Hamid, umumnya terjadi pada tiga kelompok anak: pertama, remaja yang sedang mengalami masa transisi; kedua, anak-anak yang telah mandiri secara ekonomi; dan ketiga, anak-anak yang secara finansial menjadi penanggung jawab utama kebutuhan hidup orang tuanya. Ketiga kelompok ini, meskipun berbeda latar belakang, memiliki potensi untuk melakukan tindakan yang menyakiti hati dan melukai perasaan orang tua mereka.
Pertanyaannya kemudian, apa saja bentuk-bentuk durhaka tersebut? Buku "Bukan Dosa Ternyata Dosa" karya Abduh Al Baraq, bersama sumber-sumber lain, mengidentifikasi sejumlah perbuatan yang dikategorikan sebagai durhaka dan berpotensi menjerumuskan anak ke dalam api neraka. Berikut ini uraiannya:
13 Bentuk Perbuatan Durhaka kepada Orang Tua:
Berikut adalah 13 perbuatan yang termasuk dalam kategori durhaka kepada orang tua, berdasarkan berbagai rujukan keagamaan dan kajian perilaku:
-
Mengabaikan kebutuhan orang tua: Ini mencakup pengabaian kebutuhan fisik, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kesehatan, terutama ketika orang tua telah lanjut usia dan membutuhkan bantuan. Pengabaian ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga emosional, yakni mengabaikan kebutuhan akan perhatian, kasih sayang, dan rasa aman.
-
Membentak atau berkata kasar: Perkataan yang kasar, kata-kata yang menyakitkan hati, dan membentak orang tua merupakan bentuk durhaka yang sangat jelas. Hal ini melanggar perintah Allah SWT dalam surah Al-Isra’ ayat 23 yang menekankan pentingnya perkataan yang baik dan santun kepada orang tua.
-
Mengeluh dan menunjukkan rasa tidak sabar: Menunjukkan rasa tidak sabar, sering mengeluh, atau berkeluh kesah di hadapan orang tua, terutama ketika mereka membutuhkan perawatan, merupakan bentuk ketidakhormatan dan ketidakpatuhan.
-
Melawan kehendak orang tua (kecuali dalam hal maksiat): Anak wajib menghormati dan mematuhi nasihat orang tua, kecuali jika nasihat tersebut menyuruh kepada perbuatan maksiat. Dalam hal ini, anak berkewajiban untuk berdakwah dengan hikmah dan bijaksana.
-
Memukul atau menyakiti orang tua secara fisik: Tindakan kekerasan fisik terhadap orang tua merupakan pelanggaran moral dan agama yang sangat serius. Ini merupakan bentuk durhaka yang paling ekstrem dan tidak dapat ditoleransi.
-
Menghina atau meremehkan orang tua: Perbuatan ini menunjukkan kurangnya adab dan penghormatan kepada orang tua. Merendahkan atau mengejek orang tua, baik di depan umum maupun secara pribadi, merupakan bentuk durhaka yang menyakitkan.
-
Tidak berbakti dan tidak bersyukur: Kurangnya rasa syukur atas segala pengorbanan dan kasih sayang orang tua merupakan bentuk durhaka yang terselubung. Anak yang tidak berbakti cenderung melupakan jasa-jasa orang tuanya.
-
Mengabaikan ajakan orang tua untuk beribadah: Menolak ajakan orang tua untuk melakukan kebaikan, seperti sholat berjamaah atau kegiatan keagamaan lainnya, merupakan bentuk durhaka yang tidak disadari.
-
Membohongi orang tua: Kejujuran merupakan pilar penting dalam hubungan anak dan orang tua. Membohongi orang tua menunjukkan kurangnya kepercayaan dan penghormatan.
-
Tidak menjaga rahasia orang tua: Menyebarkan rahasia orang tua kepada orang lain merupakan pelanggaran kepercayaan dan bentuk durhaka yang tidak terpuji.
-
Mencuri harta orang tua: Tindakan ini merupakan pelanggaran hukum dan agama yang sangat serius. Mencuri harta orang tua menunjukkan kurangnya rasa hormat dan kasih sayang.
-
Tidak mau merawat orang tua yang sakit: Mengabaikan perawatan orang tua yang sakit, terutama ketika mereka membutuhkan bantuan, merupakan bentuk durhaka yang sangat kejam.
-
Mementingkan diri sendiri dan mengabaikan orang tua: Menempatkan kepentingan pribadi di atas kebutuhan orang tua, terutama ketika mereka membutuhkan bantuan, merupakan bentuk durhaka yang egois.
Dampak Durhaka kepada Orang Tua:
Konsekuensi dari durhaka kepada orang tua sangatlah berat, baik di dunia maupun di akhirat. Buku "Akidah Akhlak" karya Toto Edidarmo menjelaskan beberapa dampak tersebut:
-
Kemurkaan Allah SWT: Rida Allah SWT sangat bergantung pada rida orang tua. Sebaliknya, durhaka kepada orang tua akan menyebabkan kemurkaan Allah SWT. Hadits Nabi SAW yang berbunyi, "Ridha Allah bergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah bergantung juga pada murka orang tua," menegaskan hubungan erat antara rida Allah dan rida orang tua.
-
Siksaan di dunia: Anak yang durhaka, khususnya kepada ibunya, akan mendapatkan azab di dunia. Hadits Nabi SAW menyebutkan bahwa Allah SWT akan menyegerakan balasan bagi orang yang durhaka kepada orang tuanya ketika masih hidup di dunia. Ini menunjukkan bahwa hukuman atas durhaka tidak hanya menunggu di akhirat, tetapi juga bisa dirasakan di dunia.
-
Terhalang masuk surga: Durhaka kepada orang tua menjadi penghalang masuk surga. Hadits Nabi SAW menyatakan bahwa anak yang durhaka, peminum khamar, dan orang yang mendustakan qadar tidak akan masuk surga.
-
Kehinaan di dunia: Anak yang mampu merawat orang tuanya tetapi mengabaikan kewajibannya akan mendapatkan kehinaan di dunia. Hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan "Kehinaan, kehinaan, kehinaan," dan dijelaskan sebagai orang yang tidak merawat orang tuanya yang sudah tua, menunjukkan betapa besarnya kehinaan yang akan diterima.
-
Putusnya rezeki: Banyak ulama menghubungkan durhaka kepada orang tua dengan terputusnya rezeki. Keberkahan hidup dan kelancaran rezeki sangat dipengaruhi oleh hubungan baik dengan orang tua.
-
Rusaknya hubungan keluarga: Durhaka kepada orang tua akan merusak keharmonisan dan hubungan baik dalam keluarga. Sikap durhaka akan menimbulkan perselisihan dan konflik dalam keluarga.
-
Menurunnya kualitas hidup: Orang yang durhaka kepada orang tua seringkali mengalami penurunan kualitas hidup, baik secara fisik maupun mental. Rasa bersalah dan penyesalan dapat mengganggu kedamaian batin.
Kesimpulannya, menghormati dan berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang sangat penting dalam Islam. Perbuatan durhaka, dalam bentuk apapun, memiliki konsekuensi yang sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, setiap anak hendaknya senantiasa berusaha untuk berbuat baik, menghormati, dan menyayangi orang tuanya selagi mereka masih hidup. Ketaatan dan bakti kepada orang tua merupakan investasi akhirat yang tak ternilai harganya. Semoga uraian di atas dapat menjadi pengingat dan motivasi bagi kita semua untuk senantiasa berbakti kepada orang tua.